IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah ditutup menguat 122 poin atau 0,76 persen ke level Rp15.833 pada perdagangan, Selasa (13/8/2024).
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar bergerak tipis terhadap mata uang lainnya menjelang rilis data inflasi utama AS pekan ini.
Disisi lain, rencana serangan Iran terhadap Israel dapat memicu perang habis-habisan di Timur Tengah sehingga permintaan safe haven untuk emas meningkat.
"Fokus minggu ini tertuju pada data indeks harga konsumen dari AS, yang akan dirilis pada Rabu besok. Pembacaan tersebut diharapkan menunjukkan inflasi sedikit mereda pada Juli 2024," tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (13/8/2024).
Tanda-tanda penurunan inflasi yang lebih lanjut memberi Federal Reserve (The Fed) lebih banyak dorongan untuk memangkas suku bunga, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa ekonomi AS menuju resesi.
Dari sentimen domestik, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per Juli 2024 mencatatkan defisit Rp93,4 triliun atau setara 0,41 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Defisit itu melebar dari posisi bulan sebelumnya atau Juni 2024, yaitu Rp77,3 triliun atau 0,34 persen terhadap PDB.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.750-Rp15.860 per USD.
(DESI ANGRIANI)