Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 17 Juta, Tapi IHSG Masih Terkapar

Diterbitkan 05/07/2025, 16/15
© Reuters.  Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 17 Juta, Tapi IHSG Masih Terkapar

Warta Ekonomi - Pasar modal Indonesia mencetak tonggak sejarah baru. Hingga 3 Juli 2025, jumlah investor pasar modal resmi menembus 17 juta orang, melampaui target tahunan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 2 juta investor baru. Namun, euforia ini justru kontras dengan performa pasar yang melemah, memperlihatkan jurang antara partisipasi dan kepercayaan.

Berdasarkan data resmi BEI, dikutip Sabtu (5/7/2025) total Single Investor Identification (SID) per 3 Juli 2025 mencapai 17.016.329, tumbuh 11,42% dibandingkan posisi akhir 2024 yang berada di level 14,87 juta. Pertumbuhan ini dinilai sebagai buah dari strategi BEI yang agresif dalam edukasi, digitalisasi, dan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Asing Net Sell Rp465,94 Miliar Kala IHSG Loyo, 10 Saham Ini Paling Banyak Dibuang

Sepanjang semester I 2025, BEI telah menggelar lebih dari 8.900 kegiatan edukasi, mulai dari Sekolah Pasar Modal hingga seminar daring dan luring di seluruh penjuru Indonesia. Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, menambahkan bahwa Galeri Investasi di berbagai kampus dan daerah juga memainkan peran penting dalam mendorong inklusi pasar modal.

Ironisnya, peningkatan jumlah investor tidak sejalan dengan kinerja pasar saham. Berdasarkan data harian BEI pada Jumat (4/7/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.865,192, turun 0,19% dalam sehari dan anjlok 3,03% sejak awal tahun (YTD).

Tak hanya indeks, seluruh indikator perdagangan juga lesu. Misalnya nilai transaksi harian turun menjadi Rp7,96 triliun, jauh di bawah rata-rata tahun berjalan yang mencapai Rp13,16 triliun.

Kemudian volume transaksi tercatat 17 miliar saham, sementara frekuensi hanya 854 ribu kali, serta investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp465,75 miliar pada hari itu, dan total net sell sepanjang 2025 telah mencapai Rp55,99 triliun.

Saham-saham teknologi menjadi bintang dalam sektorial indeks. IDX Technology tercatat naik 62,51% YTD, menjadikannya sektor dengan kinerja terbaik. Saham seperti GOTO dan MBMA juga mendominasi transaksi terbanyak dalam hal volume dan frekuensi.

Sebaliknya, sektor perbankan dan consumer cyclicals justru tertinggal. Saham-saham unggulan seperti BBRI, BBCA, dan AMRT berada dalam tren pelemahan. Indeks LQ45 pun turun 7,64% sejak awal tahun, mencerminkan tekanan di saham-saham berkapitalisasi besar.

Lonjakan jumlah investor di Indonesia belum sepenuhnya mampu menopang pasar. Analis menilai, euforia partisipasi belum diikuti oleh kualitas transaksi atau kepercayaan investor terhadap kondisi makroekonomi dan arah pasar. Arus keluar dana asing (capital outflow) yang terus berlanjut pun menjadi tekanan tambahan.

Baca Juga: Tempuh Jalur Hukum, Ajaib Sekuritas Tunjuk Hotman Paris Tangani Kasus Transaksi Saham Rp1,8 Miliar

Kinerja IHSG juga tertinggal dibandingkan sejumlah negara Asia. Per 4 Juli, indeks bursa Vietnam tumbuh 9,09% YTD, sementara India menguat 6,77%. IHSG justru masih tertahan di zona merah.

Artikel ini telah terbit di WartaEkonomi.co.id

Komentar terkini

Pengungkapan Risiko: Perdagangan instrumen finansial dan/atau mata uang kripto membawa risiko tinggi, termasuk risiko kehilangan sebagian atau seluruh nilai investasi Anda, dan mungkin tidak sesuai untuk sebagian investor. Harga mata uang kripto amat volatil dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti peristiwa finansial, regulasi, atau politik. Trading dengan margin meningkatkan risiko finansial.
Sebelum memutuskan untuk memperdagangkan instrumen finansial atau mata uang kripto, Anda harus sepenuhnya memahami risiko dan biaya terkait perdagangan di pasar finansial, mempertimbangkan tujuan investasi, tingkat pengalaman, dan selera risiko Anda dengan cermat, serta mencari saran profesional apabila dibutuhkan.
Fusion Media mengingatkan Anda bahwa data di dalam situs web ini tidak selalu real-time atau akurat. Data dan harga di situs web ini. Data dan harga yang ditampilkan di situs web ini belum tentu disediakan oleh pasar atau bursa, namun mungkin disediakan oleh pelaku pasar sehingga harga mungkin tidak akurat dan mungkin berbeda dengan harga aktual pasar. Dengan kata lain, harga bersifat indikatif dan tidak sesuai untuk tujuan trading. Fusion Media dan penyedia data mana pun yang dimuat dalam situs web ini tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kehilangan apa pun yang diakibatkan oleh trading Anda atau karena Anda mengandalkan informasi yang dimuat dalam situs web ini.
Anda dilarang untuk menggunakan, menyimpan, memperbanyak, menampilkan, mengubah, meneruskan, atau menyebarkan data yang dimuat dalam situs web ini tanpa izin eksplisit tertulis sebelumnya dari Fusion Media dan/atau penyedia data. Semua hak kekayaan intelektual dipegang oleh penyedia dan/atau bursa yang menyediakan data yang dimuat dalam situs web ini.
Fusion Media mungkin mendapatkan imbalan dari pengiklan yang ditampilkan di situs web ini berdasarkan interaksi Anda dengan iklan atau pengiklan.
Versi bahasa Inggris dari perjanjian ini adalah versi utama, yang akan berlaku setiap kali ada perbedaan antara versi bahasa Inggris dan versi bahasa Indonesia.
© 2007-2025 - Fusion Media Limited. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.