CHEK Alami Oversubscribed hingga 274 kali Saat IPO
Warta Ekonomi - Harga emas nyaris tidak bergerak dalam perdagangan di Kamis (19/6). Hal ini seiring ketegangan geopolitik yang meningkat menahan tekanan dari sikap hawkish dari Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Jumat (20/6), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global:
- Emas spot: Turun tipis 0,1% ke US$3.365,79.
- Emas berjangka AS: Melemah 0,7% menjadi US$3.382,80.
- Platinum: Anjlok 3,7% ke US$1.269,30.
- Palladium: Turun hampir 1,1% menjadi US$1.038,56.
- Perak: Jatuh 1,4% ke US$36,21.
The Fed mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50%. Meskipun masih memproyeksikan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin tahun ini, bank sentral mengisyaratkan laju pelonggaran akan lebih lambat dibanding proyeksi sebelumnya karena prospek ekonomi yang semakin menantang.
Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa masih ada risiko inflasi yang signifikan di masa mendatang, terutama seiring diberlakukannya kenaikan tarif impor oleh pemerintahan dari Donald Trump.
“Risiko inflasi yang masih tinggi membuat peluang pemangkasan suku bunga kembali berkurang, dan ini membebani harga emas,” kata Ahli Strategi Komoditas ANZ, Soni Kumari.
Konflik Israel dan Iran semakin memanas. Perang udara yang kini telah berlangsung selama lebih dari seminggu belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Emas secara historis dianggap sebagai aset safe haven pada masa ketidakpastian ekonomi dan konflik, namun dalam lingkungan suku bunga tinggi, daya tariknya menurun karena tidak menghasilkan bunga.
Baca Juga: Ikut atau Diam, Trump Akan Segera Putuskan Keterlibatan dalam Perang Israel-Iran
“Lonjakan tajam yang melampaui level teknikal kunci sering kali memicu aksi beli dari investor dan spekulan. Tapi pergerakan seperti ini umumnya tidak didukung oleh fundamental yang kuat dan berisiko tinggi untuk aksi ambil untung,” ungkap Kumari.