IDXChannel – Harga batu bara ICE Newcastle naik pada perdagangan Rabu (7/8/2024), tertinggi sejak Mei lalu di tengah kenaikan harga gas alam.
Menurut data pasar, kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle pengiriman September 2024 terapresiasi 0,27 persen secara harian ke USD147,90 per ton pada Rabu.
Penguatan ini membuat harga batu bara sudah meningkat 4,60 persen dalam sepekan dan 7,60 persen dalam sebulan belakangan.
Menurut Alex Claude, CEO DBX—sebuah perusahaan riset komoditas—seperti dikutip Montel (6/8), penguatan batu bara, termasuk di pasar Eropa, telah terjadi sejak awal Juli seiring pengaruh positif dari pasar gas dan beberapa kendala ekspor.
Namun, Claude menyebutkan, kenaikan lebih lanjut mungkin terbatas oleh meningkatnya ekspor dari Kolombia dan Afrika Selatan serta keterbatasan kapasitas pembangkit. Meskipun harga gas yang lebih tinggi membuat pembakaran batu bara lebih ekonomis, kapasitas pembakaran batu bara di Eropa masih terbatas.
Sementara, kembali mengutip Montel, Rabu (7/8), kontrak gas Eropa TTF naik EUR1,21 menjadi EUR37,89 per MWh di Ice Endex, setelah mencapai level tertinggi EUR38,63 per MWh sejak 3 Juni.
Media lokal melaporkan bahwa pasukan Ukraina telah memasuki wilayah Kursk Rusia dan terjadi pertempuran dekat kota Sudzha, tempat sistem gas Rusia terhubung dengan pipa transit Ukraina. Ini memicu kekhawatiran pasar tentang kemungkinan gangguan aliran gas di Sudzha.
Namun, tidak ada bukti gangguan aliran gas saat ini. Juru bicara operator transmisi gas Ukraina, GTSOU, menyatakan, transportasi gas ke Eropa berjalan seperti biasa tanpa perubahan. Ekspor gas melalui crossing Sudzha bulan ini total mencapai 0,28 bcm, sesuai dengan volume bulan lalu.
Kepala analis pasar gas Yuriy Onyshkiv menilai, kepanikan pasar mungkin berlebihan, sementara pasokan gas dari Norwegia tetap sehat dan inventaris gas Uni Eropa berada di atas 86 persen kapasitas.
Kabar dari China
Kelompok industri batu bara China menyatakan, dilansir dari Mining.com (7/8), impor batu bara tahun ini diperkirakan mencapai setidaknya 500 juta ton, melampaui rekor sebelumnya dan perkiraan pasar.
Jika pengiriman terus tumbuh dengan kecepatan saat ini, angka ini akan menjadi 5 persen lebih tinggi dari 474,42 juta ton di 2023.
Perkiraan ini juga sesuai dengan prediksi trader pada konferensi impor batu bara Maret lalu.
Meskipun permintaan batu bara secara keseluruhan tidak terlalu tinggi, impor diperkirakan tetap mendekati angka 500 juta ton tahun depan atau sedikit lebih rendah. (Aldo Fernando)