Investing.com - Mayoritas bursa saham Asia naik pada hari Senin karena pasar menyambut baik kesepakatan tentatif antara anggota parlemen AS untuk menaikkan plafon utang dan mencegah terjadinya gagal bayar utang, dengan Nikkei Jepang kembali mendekati level tertinggi dalam 33 tahun terakhir kala meningkatnya minat aset risiko.
Nikkei 225 menjadi indeks yang berkinerja terbaik di pasar Asia, melesat 1,4% ke level tertinggi Juli 1990. Penguatan sebagian besar didorong oleh saham-saham produsen chip besar dan saham-saham finansial, pasalnya saham-saham teknologi terus mendapatkan katalis dari ekspektasi bahwa ketertarikan terhadap kecerdasan buatan akan mendorong permintaannya tahun ini.
Supplier NVIDIA Corporation (NASDAQ:NVDA), Advantest Corp (TYO:6857) melonjak 5,2% ke rekor tertinggi, dan merupakan saham terbaik di Nikkei. TOPIX yang lebih luas menguat 1%.
Saham-saham Asia lainnya juga naik usai komentar dari anggota parlemen Demokrat dan Republik bahwa mereka telah mencapai kesepakatan tentatif untuk menaikkan batas pengeluaran AS, hampir seminggu sebelum tenggat waktu untuk gagal bayar utang AS. Kesepakatan tersebut kini akan menghadapi voting suara di Kongres minggu ini, meskipun beberapa pengambil kebijakan masih mengindikasikan ketidakpuasan dengan kesepakatan tersebut.
Namun, kesepakatan tersebut membantu menyelesaikan negosiasi yang intens selama berminggu-minggu, yang telah mengguncang pasar yang didorong oleh sentimen risiko dengan prospek gagal bayar AS. Gagal bayar diperkirakan akan memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi ekonomi global, memicu resesi AS dan menghantam pasar utang.
Indeks ASX 200 Australia melonjak 1,1%, sementara indeks Taiwan Weighted naik 0,9%, dengan indeks yang terakhir juga mendapat dukungan dari kenaikan saham-saham produsen chip utama.
Saham-saham di Filpina memimpin kenaikan di seluruh pasar Asia Tenggara, sementara Singapore-traded futures untuk indeks Nifty 50 India menunjukkan pembukaan yang positif.
Namun, kenaikan yang lebih besar tertahan oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga AS, terutama setelah angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada hari Jumat.
Pasar China terus tertinggal dari pasar-pasar lain di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai perlambatan ekonomi di negara ini. Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 blue-chip China turun 0,4%, sementara Shanghai Composite sedikit positif.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,2% setelah akhir pekan yang panjang.
Fokus minggu ini adalah data sektor manufaktur dan jasa China untuk bulan Mei, setelah angka-angka yang mengecewakan di bulan April menimbulkan kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia.
Data selama akhir pekan menunjukkan profit industri negara tersebut anjlok pada tahun ini hingga April. China juga bergulat dengan kebangkitan kasus COVID-19, yang dikhawatirkan pasar dapat menghambat pemulihan ekonominya tahun ini.