Breaking News
Investing Pro 0
💎 Akses Tools Pasar yang Dipercaya Ribuan Investor Mulai

Bursa Asia Melemah sebelum Payroll, Ada Sinyal FED Potong Suku Bunga Akhir Tahun

Diterbitkan 06/04/2023 03:58 Diperbarui 06/04/2023 10:14
Tersimpan. Lihat Item Tersimpan.
Artikel ini telah tersimpan di Item Tersimpan anda
 
© Reuters.
 
TLKM
-2,33%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
INDY
+3,11%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
ITMG
+0,61%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
INDF
0,00%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
KLBF
-0,28%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
LPPF
-1,25%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 

Investing.com - Bursa saham Asia dan kontrak futures AS turun pada Kamis (06/04) pagi. Obligasi, safe haven dolar AS dan yen Jepang naik sejalan meningkatnya bukti perlambatan AS menimbulkan rasa khawatir terhadap resesi global.

Dilaporkan Reuters Kamis (06/04) pagi, investor cenderung mengambil keuntungan setelah kenaikan kuat baru-baru ini, dan dengan banyak pasar global libur Jumat Agung, ketika data payroll bulanan AS akan dirilis.

Perdagangan Asia sudah bergerak tipis sejak Rabu, tatkala pasar China memulai libur yang berlangsung hingga Senin.

Indeks Nikkei Jepang jatuh sekitar 1%, menekan indeks luas MSCI untuk saham Asia-Pasifik melemah 0,8%. Indeks Asia ini telah melonjak lebih dari 5% sejak pertengahan Maret hingga ditutup pada level tertinggi 1,5 bulan pada hari Selasa.

Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,6%, sementara di Australia, ASX200 turun sekitar 0,3%.

Nasdaq E-mini futures AS turun 0,45%, setelah indeks acuan teknologi jatuh 1% semalam. E-mini futures untuk S&P 500 turun 0,24% dan meneruskan penurunan 0,25% hari Rabu.

Data semalam menunjukkan perusahaan swasta AS mempekerjakan pekerja jauh lebih kecil dari yang diperkirakan pada bulan Maret, menambah tanda-tanda perlambatan pasar tenaga kerja dari awal minggu.

Sektor jasa negara itu juga melambat lebih besar, sementara angka sebelumnya menunjukkan perlambatan di pabrik juga.

Karena tanda-tanda penurunan ekonomi AS minggu ini telah muncul, trader telah memperkirakan akan adanya langkah Fed yang lebih dovish ke depan. Pasar uang kini melihat kemungkinan kenaikan suku bunga 25 bps lebih lanjut dalam rapat Mei dan juga potensi jeda kebijakan. Serta, pemangkasan suku bunga 71 basis poin turut pula diprediksi hingga akhir tahun.

Akibatnya, imbal hasil treasury turun. Note 10 tahun mencapai sekitar 3,30% di Tokyo, bergerak di dekat level terendah hampir tujuh bulan di 3,266% yang dicapai semalam.

Itu membantu yen, yang sangat sensitif terhadap imbal hasil AS, menguat terhadap sesama safe haven greenback USD.

Dolar turun 0,13% ke 131,15 terhadap yen, tetapi menguat terhadap mayoritas mata uang utama lainnya. Indeks dolar naik 0,12% di 101,99, melanjutkan pembalikan dari level terendah dua bulan.

Di Indonesia, pukul 10.10 WIB, IHSG turun tipis 0,05% dan rupiah turun 0,23% di 14.954,5 per dolar AS. Sedangkan JPY/IDR naik 0,33%, AUD/IDR turun 0,12%, SGD/IDR naik 0,12% pukul 10.21 WIB.

Adapun indeks LQ45 -0,05%, GoTo Gojek Tokopedia PT (JK:GOTO) -3,74%, Aneka Tambang Persero Tbk (JK:ANTM) 0,48%, Telkom Indonesia (Persero) Tbk PT (JK:TLKM) 1,69%, Adaro Energy Tbk (JK:ADRO) 1,31%, Astra International Tbk (JK:ASII) -0,42%, Unilever Indonesia Tbk (JK:UNVR) 0,24%, Gudang Garam Tbk (JK:GGRM) 1,79%. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT (JK:HMSP) 1,46%, Bumi Resources Tbk (JK:BUMI) 0,76%, Indika Energy Tbk (JK:INDY) 0,39% pukul 10.14 WIB.

Lebih lanjut Bank Negara Indonesia Tbk (JK:BBNI) 0,27%, Indofood Sukses Makmur Tbk PT (JK:INDF) 0,8%, Bukit Asam Tbk PT (JK:PTBA) 0,49%, United Tractors Tbk PT (JK:UNTR) 0,25%, BRIS 1,14%, Merdeka Copper Gold TBK PT (JK:MDKA) -0,24%, Adaro Minerals Indonesia Tbk PT (JK:ADMR) 2,97%, Krida Jaringan Nusantara Tbk PT (JK:KJEN) 25%, Baramulti Suksessarana Tbk (JK:BSSR) -0,25%, Astra Agro Lestari Tbk (JK:AALI) 0,61%, Medco Energi Internasional Tbk (JK:MEDC) -1,38%, dan Kalbe Farma Tbk PT (JK:KLBF) stabil.

Selain itu Bank Central Asia Tbk (JK:BBCA) 0,29% pukul 10.16 WIB, Bank Rakyat Indonesia Persero (JK:BBRI) 0,21%, Bank Mandiri Persero Tbk PT (JK:BMRI) -0,48%, Perusahaan Gas Negara Persero (JK:PGAS) stagnan, Semen Indonesia Persero Tbk (JK:SMGR) -0,83%, Indo Tambangraya Megah Tbk (JK:ITMG) 1%, Matahari Department Store Tbk (JK:LPPF) 1%, Charoen Pokphand Indonesia TBK PT (JK:CPIN) -0,66%.

– Berita ini telah tayang di Reuters sebelumnya.

Bursa Asia Melemah sebelum Payroll, Ada Sinyal FED Potong Suku Bunga Akhir Tahun
 

Artikel Terkait

Tambahkan Komentar

Panduan Komentar

Kami mendorong Anda untuk menggunakan fitur komentar guna berinteraksi dengan pengguna lain, berbagi perspektif, dan saling bertanya antara penulis dan yang lainnya. Namun demikian, mohon perhatikan beberapa kriteria berikut demi menjaga interaksi berkualitas tinggi yang kita hargai dan harapkan: 

  • Perkaya percakapan
  • Jaga fokus dan hindari keluar jalur. Publikasikanlah hanya materi yang relevan dengan topik yang dibicarakan.
  • Hargai orang lain. Setiap opini, bahkan opini negatif sekali pun, dapat disampaikan secara positif dan diplomatis.
  • Gunakan gaya penulisan baku. Gunakan tanda baca dan huruf besar/kecil dengan sesuai.
  • CATATAN: Tautan dan pesan spam dan/atau bersifat promosi dalam komentar akan dihapus.
  • Hindari melontarkan kata-kata kasar, fitnah, atau serangan pribadi terhadap penulis atau pengguna lain.
  • Komentar harus dalam Bahasa Indonesia.

Pelaku spam atau pelanggaran akan dikeluarkan dari situs dan dilarang melakukan registrasi kembali atas kebijaksanaan Investing.com sendiri.

Tulis pendapat Anda di sini
 
Anda yakin ingin menghapus grafik ini?
 
Kirim
Kirim juga ke :
 
Ganti grafik terlampir dengan grafik baru?
1000
Saat ini Anda tidak dapat menuliskan komentar karena laporan negatif dari pengguna. Status Anda akan ditinjau oleh moderator.
Harap tunggu sesaat sebelum Anda berikan komentar lagi.
Terima kasih atas komentar Anda. Harap diperhatikan bahwa seluruh komentar akan berstatus tunggu hingga mendapatkan persetujuan dari moderator. Karenanya, akan ada jeda waktu sebelum komentar tersebut ditampilkan di situs web kami.
 
Anda yakin ingin menghapus grafik ini?
 
Kirim
 
Ganti grafik terlampir dengan grafik baru?
1000
Saat ini Anda tidak dapat menuliskan komentar karena laporan negatif dari pengguna. Status Anda akan ditinjau oleh moderator.
Harap tunggu sesaat sebelum Anda berikan komentar lagi.
Tambahkan Grafik untuk Berkomentar
Konfirmasi Blokir

Anda yakin ingin memblokir %USER_NAME%?

Jika ya, Anda dan %USER_NAME% tidak akan dapat melihat posting satu sama lain di Investing.com.

%USER_NAME% berhasil dimasukkan ke Daftar Blokir Anda

Karena Anda baru saja membatalkan blokir pengguna ini, Anda harus menunggu 48 jam sebelum kembali memblokir.

Laporkan komentar ini

Menurut saya, komentar ini:

Komentar diberi tanda bendera

Terima Kasih!

Laporan Anda telah terkirim untuk ditinjau oleh moderator kami
Daftar dengan Google
atau
Daftar dengan Email