Oleh Ambar Warrick
Investing.com - Mayoritas bursa saham Asia melemah pada hari Kamis, menyusul penurunan saham-saham di Wall Street semalam seiring meningkatnya kekhawatiran atas resesi AS usai data inflasi yang lebih lemah dan harapan akan adanya jeda dalam siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Indeks Hang Seng Hong Kong termasuk di antara yang berkinerja buruk untuk hari ini, melemah sekitar 0,5% imbas jatuhnya saham Alibaba Group Holding Ltd (HK:9988) (NYSE:BABA) sebesar 3%. Sebuah laporan menyebut perusahaan raksasa investasi Jepang SoftBank Group Corp (TYO:9984) berencana untuk melepas hampir seluruh sahamnya di raksasa e-commerce tersebut.
Saham-saham teknologi besar di Hong Kong masih tertekan akibat kerugian minggu ini, setelah pemegang saham utama Tencent (HK:0700), Prosus (AS:PRX), mengatakan akan menjual lebih banyak sahamnya di perusahaan internet raksasa tersebut.
Saham Softbank bergerak flat, sementara indeks Nikkei 225 diperdagangkan sideways.
Data ekonomi regional memberikan beberapa isyarat positif. Bursa China memangkas kerugian sebelumnya, dengan indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 sekarang turun 0,4%, sementara Shanghai Composite flat setelah data menunjukkan ekspor negara itu tanpa diduga meningkat pada bulan Maret, menandakan beberapa perbaikan dalam permintaan luar negeri yang lemah yang telah memukul sektor manufaktur negara itu.
Indeks Nifty 50 dan BSE Sensex 30 India flat setelah data pada hari Rabu menunjukkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) turun lebih besar pada bulan Maret, memberikan kepercayaan lebih terhadap keputusan Reserve Bank of India baru-baru ini untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga.
Tetapi pasar Asia yang lebih luas diperdagangkan dalam kisaran flat cenderung turun pasca notulen rapat Federal Reserve bulan Maret menunjukkan para pengambil kebijakan khawatir akan resesi ringan tahun ini. Kendati bank sentral kemungkinan akan menghentikan siklus kenaikan suku bunganya dalam waktu dekat, perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat menjadi isyarat buruk bagi pasar Asia yang digerakkan oleh risiko.
Indeks-indeks Wall Street mencatat kerugian semalam karena sinyal hati-hati yang ditunjukkan oleh notulen sebagian besar mengimbangi data inflasi yang agak positif.
Data Inflasi IHK juga menunjukkan angka yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan Maret, yang semakin memacu spekulasi akan adanya jeda dari The Fed paling cepat bulan Juni. Namun IHK inti, yang tidak termasuk harga makanan dan bahan bakar yang volatil, masih tetap tinggi, sehingga membatasi ekspektasi Fed yang tidak terlalu hawkish.
Ketidakpastian ini membuat pasar tetap waspada terhadap aset-aset berisiko tinggi, dan mendorong lebih banyak aliran dana masuk ke aset-aset safe haven seperti emas.
Bursa Filipina memimpin kerugian di seluruh pasar Asia Tenggara dengan jatuh 1%, sementara ASX 200 Australia turun 0,3%.
Secara substansial, data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan untuk bulan Maret memicu spekulasi bahwa Reserve Bank of Australia kemungkinan belum selesai untuk menaikkan suku bunga, meskipun telah mengumumkan jeda pada awal bulan ini.
Di Indonesia penutupan sesi I Kamis, IHSG turun 0,4% dan rupiah naik 0,57% di 14.790,5 per dolar AS. Sedangkan JPY/IDR turun 0,68%, AUD/IDR turun 0,27%, SGD/IDR turun 0,44% pukul 13.26 WIB.
Untuk indeks LQ45 -0,08%, GoTo Gojek Tokopedia PT (JK:GOTO) -3,23%, Aneka Tambang Persero Tbk (JK:ANTM) 0,47%, Telkom Indonesia (Persero) Tbk PT (JK:TLKM) 0,46%, Adaro Energy Tbk (JK:ADRO) 0,68%, Astra International Tbk (JK:ASII) stabil, Unilever Indonesia Tbk (JK:UNVR) -1,67%, dan Charoen Pokphand Indonesia TBK PT (JK:CPIN) -1,11%,
Adapun Bank Negara Indonesia Tbk (JK:BBNI) 0,27%, Indofood Sukses Makmur Tbk PT (JK:INDF) 0,4%, Bukit Asam Tbk PT (JK:PTBA) 3%, United Tractors Tbk PT (JK:UNTR) stagnan, BRIS -2,82%. Samudera Indonesia Tbk (JK:SMDR) 0,55%, Ace Hardware Indonesia Tbk (JK:ACES) -0,88%, Astra Agro Lestari Tbk (JK:AALI) -3,66%, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk PT (JK:SIDO) 1,23%, Bank Pembangunan Barat Dan Banten (JK:BJBR) 0,73%, Mitra Pinasthika Mustika (JK:MPMX) 1,54%, Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk (JK:ICBP) 1,74%, dan Bank Pembangunan Timur Tbk (JK:BJTM) 0,69%.
Lainnya, Bank Central Asia Tbk (JK:BBCA) stabil, Bank Rakyat Indonesia Persero (JK:BBRI) 0,81%, Bank Mandiri Persero Tbk PT (JK:BMRI) -0,49%, Perusahaan Gas Negara Persero (JK:PGAS) -0,36%, Indo Tambangraya Megah Tbk (JK:ITMG) -2,26%, dan Mayora Indah Tbk (JK:MYOR) -0,75%.