Bursa Asia Bergerak Naik, Rebound dari Volatilitas Sentimen Ukraina

© Reuters.

Oleh Gina Lee

Investing.com - Saham-saham di Asia Pasifik naik pada Selasa (01/03) pagi setelah mengalami volatilitas pasar baru-baru ini terjadi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina dan berikut sanksinya.

Shanghai Composite China naik 0,25% pukul 09.29 WIB dan Shenzhen Component naik 0,24%. Data yang dirilis sebelumnya menunjukkan indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) Februari tercatat 50,2, sedangkan PMI non-manufaktur sebesar 51,6. PMI manufaktur Caixin sebesar 50,4.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,07% dan kota tersebut berpotensi memberlakukan lockdown menjelang proyek pengujian wajib COVID-19.

Nikkei 225 Jepang melesat 1,52% dan di Australia, ASX 200 naik 1,17%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,24% ke 6.973,70 hingga pukul 09.47 WIB.

Pasar Korea tutup libur.

Tekanan pasar Rusia tetap kuat setelah negara Barat memblokir akses Central Bank of the Russian Federation (Bank of Russia) ke cadangan devisa dan menghapus beberapa bank Rusia dari sistem pesan keuangan SWIFT global.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan sanksi balasan, dan Rusia memperkenalkan kontrol modal untuk meminimalkan jatuhnya rubel. Risiko bahwa saham dan obligasi Rusia dapat dikeluarkan dari tolok ukur investasi utama karena semakin sulit untuk diperdagangkan juga meningkat.

Sanksi tersebut telah menyebabkan volatilitas pasar dan kekhawatiran atas inflasi, di mana Rusia yang kaya akan komoditas dan konflik mengganggu pasokan bahan mentah seperti biji-bijian dan energi. Ini terjadi ketika Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga, dan bank-bank di seluruh dunia juga mempersulit untuk membiayai transaksi yang melibatkan sumber daya Rusia.

“Kita bisa melihat penurunan inflasi yang lebih lama di sini” di tengah tekanan tambahan pada harga energi dari invasi, Kepala Strategi Alokasi Aset Global Wells Fargo (NYSE:WFC) Investment Institute Tracie McMillion kepada Bloomberg.

Kenaikan setengah poin Fed pada Maret 2022 "kemungkinan diharapkan tidak terjadi" katanya, memprediksi empat kenaikan seperempat poin pada 2022.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan ia mendukung kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret dan akan mempertimbangkan langkah setengah poin jika inflasi tidak mulai turun.

“Selama beberapa minggu ke depan, kita akan melihat banyak putaran dan potensi penurunan yang lebih besar. Tapi itu akan menjadi penurunan yang layak dibeli karena sebagian besar krisis geopolitik diselesaikan dengan relatif cepat,” Co-chief Investment Officer Regentatlantic Capital LLC Andy Kapyrin mengatakan kepada Bloomberg.

Reserve Bank of Australia juga akan memberikan keputusan kebijakannya dan Bank of Canada menyusul sehari setelahnya. European Central Bank juga akan merilis risalah pertemuan Februari 2022 pada hari Kamis.

Di AS, Presiden Joe Biden akan menyampaikan pidato kenegaraan, sementara Ketua Fed Jerome Powell akan bersaksi di depan Kongres AS pada hari Rabu dan Kamis. Laporan pekerjaan AS terbaru, termasuk ketenagakerjaan nonpertanian, akan dirilis pada hari Jumat.

Dalam cryptocurrency, bitcoin naik melewati level $43.000, karena tumbuhnya ekspektasi bahwa token digital dapat semakin banyak digunakan untuk pembayaran akibat sanksi terhadap Rusia,.