Setelah terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto tidak hanya membawa semangat baru, tetapi juga sejumlah kebijakan ekonomi yang diharapkan dapat mengubah wajah perekonomian negeri ini. Hal ini menjadi sangat penting khususnya menjelang akhir tahun 2024, Indonesia mengalami serangkaian tren negatif seperti deflasi 5 bulan beruntun, PHK melonjak, manufaktur yang terkontraksi, dan kelas menengah yang menurun.
Namun kini, Prabowo, putra Sumitro Djojohadikusumo—seorang ekonom ternama dan mantan Menteri Keuangan di era Presiden Soekarno - menyiapkan lima garis besar kebijakan ekonomi untuk dijalankan pada masa pemerintahannya.
1. Swasembada Pangan: Jalan Menuju Kemandirian
Prabowo bertekad untuk mewujudkan swasembada pangan, menempatkannya sebagai prioritas utama. Ia percaya, sebuah bangsa yang ingin merdeka tidak boleh bergantung pada impor pangan dari negara lain. Prabowo menekankan pentingnya kemandirian pangan, terutama setelah pandemi COVID-19 memperlihatkan kerentanan ketergantungan pada impor. Negara-negara eksportir pangan, seperti India, Vietnam, dan Thailand, sempat menghentikan ekspornya, sehingga Indonesia harus bersiap menghadapi tantangan serupa di masa depan.
Oleh karena itu, Prabowo ingin memastikan bahwa Indonesia dapat memproduksi pangan secara mandiri dan tidak lagi bergantung pada pasar internasional. Targetnya adalah mencapai swasembada ini paling lambat empat tahun setelah awal masa jabatannya. Langkah ini dipandang sebagai strategi yang mutlak untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan nasional.
2. Hilirisasi: Melanjutkan Estafet Memajukan Industri Nasional
Dalam melanjutkan agenda Presiden Joko Widodo, Prabowo menempatkan hilirisasi sebagai salah satu kebijakan strategisnya. Proses hilirisasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia dengan mengolahnya dalam negeri sebelum diekspor. Prabowo melihat ini sebagai kunci kebangkitan industri nasional dan pemicu pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia, yang kaya akan nikel, bauksit, dan tembaga, berada di posisi strategis untuk menjadi pemain utama di pasar global, khususnya dalam industri energi terbarukan dan pengembangan teknologi baterai. Prabowo berharap hilirisasi ini akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan negara, dan mengurangi ketergantungan impor barang jadi.
3. Program Makanan Bergizi Gratis: Investasi untuk Masa Depan
Prabowo juga fokus pada upaya peningkatan kualitas hidup dengan meluncurkan program makanan bergizi gratis untuk anak-anak. Program ini menargetkan 44 juta anak usia sekolah, balita, dan ibu hamil sebagai penerima manfaat. Dukungan nutrisi yang cukup adalah investasi penting untuk masa depan, meningkatkan kesehatan dan potensi generasi mendatang.
Pelaksanaan program ini melibatkan kerjasama dengan petani, peternak, dan UMKM di sekitar lingkungan sekolah, memastikan ketersediaan pasokan pangan lokal yang berkualitas. Dengan cara ini, program makanan bergizi tidak hanya mendukung kesehatan, tetapi juga memperkuat perekonomian lokal dan keberlanjutan komunitas.
4. Swasembada Energi: Bebas dari Ketergantungan
Seiring dengan swasembada pangan, Prabowo mengusung agenda swasembada energi. Dengan dinamika politik global yang tak menentu, seperti potensi konflik di Timur Tengah yang dapat memicu kenaikan harga minyak, Indonesia tidak boleh lagi terikat pada impor bahan bakar fosil. Prabowo menegaskan bahwa dengan memanfaatkan teknologi terkini, Indonesia dapat mengolah sumber daya alamnya sendiri seperti kelapa sawit, menjadi bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Kebijakan swasembada energi ini mencakup eksplorasi dan pengembangan ladang migas baru, serta konversi sumber daya seperti batu bara menjadi bahan bakar cair dan gas sintetis. Prabowo yakin langkah ini tidak hanya membebaskan Indonesia dari ketergantungan energi, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
5. Mitigasi Kemiskinan: Kebijakan Subsidi Tepat Sasaran
Untuk mitigasi kemiskinan, Prabowo mengusulkan perubahan dalam sistem pemberian subsidi agar lebih tepat sasaran. Alih-alih memberikan subsidi ke barang, Prabowo berencana mengalihkannya langsung kepada keluarga yang membutuhkan. Dengan metode ini, subsidi akan dikelola lebih efektif dan efisien, menggunakan data nama dan alamat penerima manfaat untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Anggaran dialokasikan untuk memperbaiki infrastruktur teknologi dan data yang dapat mendukung pengiriman subsidi langsung kepada keluarga miskin melalui jaringan lembaga keuangan dan layanan pos yang sudah ada. Prabowo yakin bahwa pendekatan ini akan lebih adil dan berkontribusi pada penurunan tingkat kemiskinan nasional.
Menuju Transformasi Ekonomi Berkelanjutan
Melalui kebijakan ekonomi ini, Prabowo berambisi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam lima tahun kedepan. Ini dicapai melalui kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam segala lini, dari perusahaan multinasional hingga UMKM.
Tidak hanya berhenti pada lima kebijakan ini, Prabowo juga fokus pada investasi jangka panjang untuk menyokong industrialisasi Indonesia dan mengokohkan posisinya dalam pasar global.