Memasuki paruh kedua tahun 2024, sejumlah faktor makroekonomi global dan domestik diprediksi akan memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kebijakan moneter Bank Indonesia (BI), serta suku bunga The Federal Reserve (Fed). Berdasarkan proyeksi terbaru dari JPMorgan, beberapa perubahan signifikan akan berdampak pada pergerakan IHSG, sektor-sektor strategis, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berikut adalah 5 proyeksi utama dari JPMorgan untuk semester kedua 2024.
1. IHSG Diproyeksikan Mencapai Level 7.800
JPMorgan memperkirakan IHSG akan terus mengalami penguatan hingga mencapai level 7.800 pada akhir 2024, dengan target dasar di posisi 7.500. IHSG yang sudah melewati target dasar menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut. Henry Wibowo, Head of Research & Strategy JP Morgan Indonesia, menekankan bahwa pergerakan positif IHSG ini didorong oleh penguatan pasar saham Indonesia dibandingkan indeks lain, seperti LQ45 dan MSCI Indonesia. Katalis utama bagi IHSG adalah kebijakan moneter global dan domestik, termasuk potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan BI.
2. Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed dan BI
JPMorgan memproyeksikan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak 125 basis poin (bps) selama periode September hingga Desember 2024. Hal ini akan diikuti oleh pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps oleh BI pada periode yang sama, dengan potensi penurunan lebih lanjut pada 2025. Pemangkasan suku bunga ini diperkirakan akan memperkuat arus modal masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, meningkatkan likuiditas, serta mendukung sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti perbankan, properti, dan otomotif.
3. Penguatan Sektor-sektor Utama: Perbankan, Properti, dan Konsumen
JP Morgan melihat sektor perbankan, properti, dan konsumen sebagai penerima manfaat utama dari pelonggaran moneter. Dengan penurunan suku bunga, sektor perbankan akan menikmati peningkatan likuiditas meski ekspansi margin bunga bersih (Net Interest Margin) diprediksi tidak signifikan. Properti juga diproyeksikan akan bangkit kembali, terutama di wilayah Jabodetabek yang mengalami stagnasi harga selama beberapa tahun terakhir. Lebih lanjut, sektor konsumen, baik staples maupun discretionary, akan mendapat dorongan dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia yang diperkirakan akan melewati angka penting USD 5.000.
4. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5%
JPMorgan optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan mencapai 5%, bahkan bisa lebih tinggi pada 2025. Hal ini didukung oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor yang tetap menjadi motor utama perekonomian. Proyeksi ini sejalan dengan revisi pertumbuhan ekonomi yang lebih optimis dari target awal di 4,8%. Meski belanja pemerintah sedikit tertahan akibat keterbatasan anggaran, konsumsi rumah tangga yang kuat serta peningkatan investasi akan menjadi faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
5. Indonesia Menuju Ekonomi Terbesar Kelima pada 2045
JPMorgan juga melihat potensi jangka panjang Indonesia untuk menjadi ekonomi terbesar kelima dunia pada 2045. Pertumbuhan ini didukung oleh faktor demografis dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Selain itu, stabilitas politik dan kebijakan ekonomi yang konsisten diharapkan akan membantu Indonesia mencapai visi ini, sekaligus mendukung pemulihan pendapatan emiten dan penguatan nilai tukar rupiah.
Dengan proyeksi-proyeksi tersebut, JPMorgan menempatkan Indonesia dalam posisi strategis untuk menghadapi tantangan dan peluang di paruh kedua 2024. Pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan BI, diikuti dengan kebangkitan sektor-sektor utama, akan mendorong pergerakan positif IHSG dan pertumbuhan ekonomi yang solid di masa mendatang.