Breaking News
Investing Pro 0
👀 Bezos, Buffett & Berkowitz: Ada Apa di Portofolio Mereka? Unlock Data

Mata Uang Asia Turun Imbas Meningkatnya Yield & Dolar Jelang Risalah FED

Diterbitkan 22/02/2023 13:40
Tersimpan. Lihat Item Tersimpan.
Artikel ini telah tersimpan di Item Tersimpan anda
 
© Reuters.
 
DX
-0,01%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
DXY
-0,02%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
USD/JPY
+0,39%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
AUD/USD
+0,20%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
NZD/USD
-0,26%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
USD/THB
+0,15%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 

Oleh Ambar Warrick

Investing.com - Sebagian besar mata uang Asia turun pada hari Rabu setelah penguatan dolar dan lonjakan imbal hasil Treasury semalam, dan pasar bersabar menunggu lebih banyak isyarat tentang kebijakan moneter dari risalah rapat Federal Reserve bulan Februari.

Dolar masih berada di sekitar level tertinggi enam minggu terhadap sejumlah mata uang. Indeks dolar dan indeks dolar berjangka diperdagangkan sideways di perdagangan Asia. Namun, greenback menguat dalam perdagangan semalam.

Imbal hasil Treasury AS juga naik setelah aktivitas bisnis AS Februari lebih baik, yang menunjukkan bahwa ekonomi terbesar di dunia ini masih berjalan dengan baik, memberikan Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga.

Risalah Fed, yang akan dirilis pada hari ini,  diperkirakan akan menegaskan kembali sikap hawkish bank sentral. Namun, sikap tersebut kini lebih kuat setelah inflasi AS secara mengejutkan alami kenaikan di bulan Januari.

Mata uang Asia melemah karena hal tersebut, utamanya yuan China turun 0,3% pada hari Rabu. Mata uang ini juga tertekan oleh meningkatnya ketidakpastian akan pemulihan ekonomi China, pasalnya indikator-indikator ekonomi yang dirilis sejauh ini memberikan gambaran yang beragam mengenai ekonomi terbesar di Asia ini.

Bank sentral China mempertahankan suku bunga hipotek utamanya berada di rekor terendah minggu ini, saat juga bergerak untuk memfasilitasi pemulihan ekonomi. Namun tren ini juga negatif untuk yuan, akibat kesenjangan antara suku bunga pinjaman lokal dan internasional melebar.

Yen naik 0,1%, tetapi mengalami penurunan besar untuk minggu ini di tengah ketidakpastian atas pidato yang akan disampaikan oleh calon Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda. Ueda diharapkan akan menjelaskan lebih lanjut mengenai rencana bank sentral untuk kebijakan sangat longgar tahun ini.

Anggota dewan BOJ Naoki Tamura mengatakan pada hari Rabu bahwa mengakhiri kebijakan sangat longgar akan sangat bergantung pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Dolar Selandia Baru membalikkan kenaikan awal dan turun 0,3%, bahkan ketika Reserve Bank of New Zealand menaikkan suku bunga sebesar 50 basis dan mengisyaratkan kenaikan lanjutan. Namun bank sentral juga mengindikasikan perlambatan drastis pertumbuhan ekonomi tahun ini, karena dampak dari suku bunga yang lebih tinggi dan kenaikan inflasi.

Baht Thailand turun paling besar di antara mata uang Asia Tenggara, melemah 0,3%, sementara dolar Australia turun 0,3% usai data menunjukkan upah lokal tumbuh kurang dari yang diperkirakan pada kuartal IV.

Fokus minggu ini juga tertuju data Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS, yang merupakan pengukur inflasi pilihan Fed. Angkanya, yang akan dirilis pada hari Kamis, diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi tetap tinggi di bulan Januari.

Mata Uang Asia Turun Imbas Meningkatnya Yield & Dolar Jelang Risalah FED
 

Artikel Terkait

Tambahkan Komentar

Panduan Komentar

Kami mendorong Anda untuk menggunakan fitur komentar guna berinteraksi dengan pengguna lain, berbagi perspektif, dan saling bertanya antara penulis dan yang lainnya. Namun demikian, mohon perhatikan beberapa kriteria berikut demi menjaga interaksi berkualitas tinggi yang kita hargai dan harapkan: 

  • Perkaya percakapan
  • Jaga fokus dan hindari keluar jalur. Publikasikanlah hanya materi yang relevan dengan topik yang dibicarakan.
  • Hargai orang lain. Setiap opini, bahkan opini negatif sekali pun, dapat disampaikan secara positif dan diplomatis.
  • Gunakan gaya penulisan baku. Gunakan tanda baca dan huruf besar/kecil dengan sesuai.
  • CATATAN: Tautan dan pesan spam dan/atau bersifat promosi dalam komentar akan dihapus.
  • Hindari melontarkan kata-kata kasar, fitnah, atau serangan pribadi terhadap penulis atau pengguna lain.
  • Komentar harus dalam Bahasa Indonesia.

Pelaku spam atau pelanggaran akan dikeluarkan dari situs dan dilarang melakukan registrasi kembali atas kebijaksanaan Investing.com sendiri.

Tulis pendapat Anda di sini
 
Anda yakin ingin menghapus grafik ini?
 
Kirim
Kirim juga ke :
 
Ganti grafik terlampir dengan grafik baru?
1000
Saat ini Anda tidak dapat menuliskan komentar karena laporan negatif dari pengguna. Status Anda akan ditinjau oleh moderator.
Harap tunggu sesaat sebelum Anda berikan komentar lagi.
Terima kasih atas komentar Anda. Harap diperhatikan bahwa seluruh komentar akan berstatus tunggu hingga mendapatkan persetujuan dari moderator. Karenanya, akan ada jeda waktu sebelum komentar tersebut ditampilkan di situs web kami.
 
Anda yakin ingin menghapus grafik ini?
 
Kirim
 
Ganti grafik terlampir dengan grafik baru?
1000
Saat ini Anda tidak dapat menuliskan komentar karena laporan negatif dari pengguna. Status Anda akan ditinjau oleh moderator.
Harap tunggu sesaat sebelum Anda berikan komentar lagi.
Tambahkan Grafik untuk Berkomentar
Konfirmasi Blokir

Anda yakin ingin memblokir %USER_NAME%?

Jika ya, Anda dan %USER_NAME% tidak akan dapat melihat posting satu sama lain di Investing.com.

%USER_NAME% berhasil dimasukkan ke Daftar Blokir Anda

Karena Anda baru saja membatalkan blokir pengguna ini, Anda harus menunggu 48 jam sebelum kembali memblokir.

Laporkan komentar ini

Menurut saya, komentar ini:

Komentar diberi tanda bendera

Terima Kasih!

Laporan Anda telah terkirim untuk ditinjau oleh moderator kami
Daftar dengan Google
atau
Daftar dengan Email