
Silakan coba pencarian lain
Oleh Ambar Warrick
Investing.com - Sebagian besar mata uang Asia menguat pada hari Kamis, sementara dolar terus melemah ke level terendah sembilan bulan bahkan setelah Federal Reserve menaikkan suku bunganya dan pasar memperkirakan bahwa perlambatan ekonomi AS akan memaksa bank sentral untuk membalikkan sikapnya yang hawkish tahun ini.
Yuan China naik 0,4% dan mendekati level tertinggi tujuh bulan terhadap dolar, sedangkan mata uang-mata uang Asia Tenggara yang memiliki risiko tinggi tampak menguat pesat. Peso Filipina melesat naik hampir 1%, ringgit dan rupiah masing-masing menguat 0,7%.
Yen naik 0,3% dan diperdagangkan mendekati level tertinggi sembilan bulan terhadap dolar, bahkan tatkala data terbaru menyiratkan lebih banyak tekanan pada ekonomi Jepang.
The Fed menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan, dan mengatakan bahwa mereka berencana untuk terus menaikkan suku bunga guna bisa menekan inflasi yang tinggi. Ketua The Fed Jerome Powell juga menyatakan ketidakpastian mengenai kapan suku bunga akan mencapai puncaknya.
Tetapi komitmen bank untuk terus menaikkan suku bunga meningkatkan ekspektasi perlambatan ekonomi AS tahun ini, yang pada gilirannya memacu spekulasi bahwa The Fed dapat mulai memangkas suku bunga paling cepat pada paruh kedua tahun 2023.
Gagasan ini memukul dolar, dengan indeks dolar dan indeks dolar berjangka turun 0,3% pada hari Kamis. Kedua instrumen tersebut telah anjlok lebih dari 1% setelah pengumuman Fed, dan diperdagangkan di level terlemah April 2022.
Pasar saat ini tengah menunggu laporan nonfarm payroll bulan Januari, yang akan dirilis pada hari Jumat, untuk mencari lebih banyak tanda-tanda perlambatan di pasar tenaga kerja. Mata uang Asia mendapat keuntungan dari poros perubahan oleh The Fed, mengingat hal tersebut akan memperlebar kesenjangan antara imbal hasil obligasi berisiko tinggi dan rendah.
Won Korea Selatan naik 0,2% usai angka Inflasi IHK Januari tercatat lebih tinggi dari yang diharapkan. Meskipun angka ini kemungkinan akan menarik lebih banyak kenaikan suku bunga oleh bank sentral, hal ini juga menandakan peningkatan tekanan pada ekonomi Korea Selatan, yang sudah terguncang oleh perlambatan drastis dalam perdagangan luar negerinya.
Dolar Australia naik 0,1% setelah data menunjukkan kenaikan besar izin bangunan bulan Desember, saat Reserve Bank of Australia tidak memberlakukan kenaikan suku bunga selama bulan tersebut. Namun, kenaikan ini mungkin bersifat sementara, karena inflasi yang tinggi di negara ini kemungkinan akan mengundang lebih banyak pengetatan moneter.
Di tempat lain, euro dan poundsterling kian menguat terhadap dolar sebelum potensi kenaikan suku bunga akan diberikan oleh European Central Bank dan Bank of England.
Anda yakin ingin memblokir %USER_NAME%?
Jika ya, Anda dan %USER_NAME% tidak akan dapat melihat posting satu sama lain di Investing.com.
%USER_NAME% berhasil dimasukkan ke Daftar Blokir Anda
Karena Anda baru saja membatalkan blokir pengguna ini, Anda harus menunggu 48 jam sebelum kembali memblokir.
Menurut saya, komentar ini:
Terima Kasih!
Laporan Anda telah terkirim untuk ditinjau oleh moderator kami
Tambahkan Komentar
Kami mendorong Anda untuk menggunakan fitur komentar guna berinteraksi dengan pengguna lain, berbagi perspektif, dan saling bertanya antara penulis dan yang lainnya. Namun demikian, mohon perhatikan beberapa kriteria berikut demi menjaga interaksi berkualitas tinggi yang kita hargai dan harapkan:
Pelaku spam atau pelanggaran akan dikeluarkan dari situs dan dilarang melakukan registrasi kembali atas kebijaksanaan Investing.com sendiri.