Investing.com - Sebagian besar mata uang Asia turun pada hari Jumat (25/08), sementara dolar menguat ke level puncak dua bulan. Pasar masih menunggu sinyal lain kebijakan moneter dari Jackson Hole Symposium.
Greenback mengalami kenaikan yang kuat semalam, dan treasury yields juga bergerak kembali ke level tertinggi dalam beberapa dekade usai data menunjukkan ketahanan yang berkelanjutan di pasar pekerjaan AS.
Fokus saat ini terutama tertuju pada pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole, dengan pasar mengkhawatirkan sinyal yang berpotensi hawkish dari Ketua, mengingat inflasi AS masih tinggi sementara pasar tenaga kerja kuat.
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka keduanya naik 0,2% di perdagangan Asia, dan berada di level terkuat awal Juni. Sementara greenback berkonsolidasi minggu ini, menyusul lemahnya angka aktivitas bisnis, indeks masih akan naik untuk minggu keenam berturut-turut.
Mata uang Asia turun dalam menghadapi suku bunga tinggi
Potensi kenaikan suku bunga AS menjadi isyarat buruk bagi mata uang Asia, pasalnya kesenjangan antara yields yang berisiko dan yang berisiko rendah menyempit. Sebagian besar mata uang regional melemah karena hal tersebut.
Yen turun 0,1% setelah turun tajam semalam, dan kini kembali mendekati level terendah 10 bulan. Yen juga tertekan oleh kekhawatiran atas memburuknya hubungan dengan China, setelah Beijing menghentikan semua ekspor makanan laut dari Jepang akibat masalah kontaminasi radioaktif.
Won Korea Selatan yang sensitif terhadap suku bunga bergerak datar setelah Bank of Korea menjaga suku bunga stabil awal pekan ini, selama empat bulan berturut-turut. Namun langkah ini dipandang sebagai jeda hawkish, saat bank sentral bergerak untuk mengendalikan inflasi yang tinggi.
Dolar Australia turun 0,1%, mendekati posisi terendah sembilan bulan setelah pelemahan harga komoditas. Dolar Singapura turun 0,1%, begitu juga dengan rupee India.
Selain Powell, para kepala bank sentral dari Jepang dan Eropa juga diperkirakan akan berbicara di Jackson Hole pada hari ini.
Yuan China stabil, Beijing segera luncurkan lebih banyak dukungan
Yuan China turun 0,1%, stabil setelah serangkaian penetapan kurs tengah harian yang kuat dari People's Bank of China.
Reuters melaporkan PBOC meminta beberapa bank domestik untuk membatasi investasi ke luar negeri melalui skema bond connect, yang dilihat sebagai upaya untuk mengurangi pasokan yuan di pasar luar negeri, berpotensi mendukung mata uang China.
Beijing terlihat melakukan intervensi di pasar mata uang bulan ini untuk membendung turunnya yuan, yang tengah berjuang melawan peningkatan tekanan jual dalam menghadapi suku bunga AS yang lebih tinggi dan memburuknya sentimen terhadap China.
PBOC juga telah memangkas suku bunga dengan margin yang lebih kecil minggu ini. Ini menandakan keengganan Beijing yang semakin besar untuk membiarkan yuan jatuh lebih jauh.
Mata uang lainnya pukul 13.58 WIB, GBP/JPY turun 0,07%, EUR/JPY turun 0,11%, AUD/JPY naik 0,11%, CHF/JPY stabil, GBPUSD turun 0,24%, EURUSD turun 0,27%, USD/CHF naik 0,17%, USD/CAD naik 0,14%, dan EUR/AUD turun 0,21%.
Kripto bitcoin turun 1,61% BTC/USD, ethereum turun 1,46% (ETH/USD) dan BTC/IDR turun 1,21%.
Dogecoin turun 2,47%, XRP turun 2,98%, Cardano turun 2,75% ADA/USD, Shiba Inu turun 3,12% SHIB/USD dan ETC/USD turun 1,36%. Untuk Solana turun 5,23% dan BNB turun 1,56%.
Di Indonesia, IHSG turun 0,35% tutup sesi I dan rupiah turun 0,35% di 15.299,5 per dolar AS. Sedangkan JPY/IDR naik 0,22%, AUD/IDR naik 0,11%, dan SGD/IDR naik 0,34% pukul 14.03 WIB.