Investing.com - Sebagian besar mata uang Asia melemah pada hari Selasa karena dolar menemukan beberapa kekuatan sebelum pidato dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell, sementara yen merosot di sekitar level terendah 38 tahun.
Sentimen terhadap Asia juga tetap gelisah di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas tarif impor baru Eropa terhadap China, yang dapat menarik tindakan pembalasan dari Beijing dan memicu perang dagang.
dollar index dan dollar index futures naik sedikit di perdagangan Asia, stabil setelah mencatat penurunan tajam pada minggu lalu di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga oleh The Fed.
Kesaksian Powell akan memberikan lebih banyak isyarat tentang tren ini pada hari Selasa. Selain Powell, data indeks harga konsumen juga akan dirilis minggu ini, sementara sejumlah pejabat Fed lainnya juga akan berbicara.
Yen Jepang rapuh karena USDJPY merebut kembali 161
Yen terus tertinggal dari mata uang-mata uang Asia lainnya, dengan pasangan USDJPY naik 0,1% pada hari Selasa dan kembali di atas level 161 yen.
Mata uang ini mendapat sedikit dukungan karena sejumlah data ekonomi Jepang yang lemah semakin memperkuat spekulasi bahwa Bank of Japan akan memiliki ruang gerak yang terbatas untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Meskipun data pendapatan tunai rata-rata baru-baru ini menunjukkan bahwa upah secara keseluruhan meningkat, angka tersebut masih lebih lemah dari yang diharapkan untuk bulan Mei. Data-data ekonomi Jepang lainnya juga menunjukkan berlanjutnya pelemahan.
Hal ini membuat para pedagang sebagian besar menjual yen, dengan peringatan lanjutan tentang intervensi pemerintah di pasar mata uang juga sebagian besar tidak dihiraukan.
Yuan China melemah, USDCNY mendekati level tertinggi 7 bulan
Yuan China juga termasuk di antara para pemain yang lebih lamban dalam beberapa sesi terakhir, dengan pasangan USDCNY naik 0,1% dan mendekati level tertinggi tujuh bulan.
Yuan sebagian besar terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran atas perang dagang dengan Barat, setelah Uni Eropa memberlakukan tarif impor kendaraan listrik China meskipun ada keberatan dari Beijing.
Pasar sekarang mengamati dampak dari impor tersebut, dan apakah China akan membalas.
Memudarnya optimisme atas rebound ekonomi RRT juga membebani yuan dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah serangkaian data yang lemah di bulan Juni. Fokus minggu ini adalah pada data perdagangan dan inflasi yang akan datang untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai ekonomi.
Mata uang Asia yang lebih luas bergerak dalam kisaran datar hingga rendah. Pasangan AUDUSD dolar Australia mendatar setelah data menunjukkan sentimen konsumen di negara tersebut semakin memburuk pada awal Juli.
Pasangan USDKRW won Korea Selatan datar, begitu juga dengan pasangan USDSGD dolar Singapura.