Investing.com — Mata uang Asia menunjukkan pergerakan beragam pada hari Kamis, dengan yen menguat karena potensi negosiasi tarif antara Jepang dan AS, sementara won Korea Selatan melemah setelah data menunjukkan kontraksi tak terduga dalam PDB kuartal pertama negara tersebut.
US Dollar Index, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,3% setelah mengalami pembalikan tajam dari level terendah tiga tahun pada sesi sebelumnya.
Yen Jepang Menguat Setelah Laporan Pembicaraan Dagang dan Penghapusan Tarif Otomotif
Menteri Ekonomi Jepang Ryosei Akazawa akan mengunjungi Washington dari 30 April hingga 2 Mei untuk melakukan putaran kedua negosiasi mengenai tarif AS pada barang-barang Jepang, menurut laporan media yang dipublikasikan pada hari Kamis.
Sementara itu, Financial Times melaporkan pada hari Rabu bahwa Presiden AS Donald Trump berencana untuk membebaskan produsen mobil dari tarif tertentu yang terkait dengan impor dari Tiongkok dan logam.
Jepang saat ini menghadapi tarif AS sebesar 25% untuk mobil dan bea sebesar 24% untuk produk baja tertentu yang saat ini ditangguhkan.
Perkembangan terbaru ini mengurangi beberapa kekhawatiran seputar ketegangan perdagangan, mendorong yen menguat.
Pasangan USD/JPY turun 0,4% pada hari Kamis.
Mata Uang Asia Tenang, Yuan Tiongkok Melemah Saat Investor Mencari Kejelasan Tentang Tarif
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Rabu bahwa tarif tinggi AS-Tiongkok tidak berkelanjutan, sementara pemerintahan Trump menunjukkan kesediaan untuk mengurangi ketegangan perdagangan.
Sehari sebelumnya, Trump juga mengungkapkan optimisme mengenai potensi negosiasi perdagangan dengan Tiongkok. Dia mengatakan kesepakatan potensial bisa mengarah pada pengurangan tarif yang "substansial". Tetapi "tidak akan menjadi nol," tambahnya.
Pasangan USD/CNY yuan Tiongkok onshore naik 0,2%, sementara pasangan offshore USDCNH juga naik tipis 0,2%.
Mata uang regional lainnya sebagian besar tenang karena mereka masih berhati-hati tentang hasil kebijakan perdagangan Trump.
Pasangan AUD/USD dolar Australia turun tipis 0,1%.
Pasangan USD/SGD dolar Singapura sebagian besar tidak berubah, sementara pasangan USD/INR rupee India naik tipis 0,2%.
Pasangan USD/MYR ringgit Malaysia tidak berubah, sementara pasangan USD/PHP peso Filipina naik 0,1%.
Won Melemah Setelah PDB Kuartal I Korea Selatan Mengalami Kontraksi Tak Terduga
Pasangan USD/KRW won Korea Selatan naik 0,3% pada hari Kamis.
Data awal pada hari Kamis menunjukkan bahwa ekonomi Korea Selatan secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal pertama 2025, tertekan oleh kerusuhan politik di negara tersebut dan kekhawatiran seputar kebijakan perdagangan AS.
Produk domestik bruto menyusut 0,2% kuartal-ke-kuartal, berbeda dengan ekspektasi kenaikan stabil sebesar 0,1%.
PDB tahunan menyusut 0,1%, juga tidak mencapai perkiraan pertumbuhan 0,2%, dan berbalik dari kenaikan 1,2% pada kuartal keempat 2024.
Artikel ini diterjemahkan dengan bantuan kecerdasan buatan. Untuk informasi lebih lanjut, mohon pelajari Syarat dan Ketentuan kami.