
Silakan coba pencarian lain
Oleh Geoffrey Smith
Investing.com - Protes anti-pemerintah terbesar selama lebih dari 30 tahun menghantui China pada akhir pekan dan pengunjuk rasa menyerukan diakhirinya langkah-langkah COVID-19 yang ketat di negara itu. Namun, tidak ada tanda-tanda pihak berwenang bertindak pada hari Senin di media resmi negara. Harga minyak mencapai titik terendah dalam hampir setahun sebagai respons, dan saham barang mewah serta pertambangan juga lemah. Pidato dari pejabat senior Federal Reserve mungkin berisi tanggapan terhadap sinyal lemahnya penjualan ritel pada akhir pekan liburan, sementara Christine Lagarde harus mengurus perpecahan yang semakin jelas antara bawahannya di European Central Bank (ECB). Bahama kembali menolak upaya AS untuk menjalankan proses kebangkrutan FTX. Inilah yang perlu Anda ketahui di pasar keuangan pada hari Senin, 28 November.
1. Protes COVID di China
China diguncang protes anti-pemerintah terbesar sejak tahun 1989 pada akhir pekan, ketika warga di kota-kota besar di seluruh negeri turun ke jalan untuk memprotes aturan lockdown COVID-19 yang tengah berlangsung.
Protes tersebut mengakhiri seminggu kemarahan publik, dicontohkan oleh kerusuhan yang diwarnai dengan kekerasan di pabrik perakitan iPhone Foxconn(TW:2354) di Zhengzhou. Aksi protes itu menjadi terkenal karena menampilkan, di beberapa tempat, seruan masal atas pengunduran diri Presiden Xi Jinping dan berakhirnya kekuasaan Partai Komunis. Namun, sebagian besar protes pada akhir pekan berlangsung damai dan polisi bisa menekan aksi protes susulan pada hari Senin.
Pemerintah tidak memberikan sinyal pada hari Senin tentang apakah mereka bermaksud mengubah arah kebijakan Zero COVID atau tidak. Sebagian besar kemarahan para pengunjuk rasa berasal dari perubahan kebijakan dari pihak berwenang terkait relaksasi yang mereka umumkan pada bulan Oktober, yang tampaknya merupakan respons spontan terhadap meningkatnya jumlah kasus virus.
2. Fed akan beri pandangan, perpecahan ECB dalam fokus
Presiden Federal Reserve New York John Williams dan rekannya dari St Louis James Bullard akan berbicara nanti, dan komentar mereka akan menjadi penting untuk mencari setiap petunjuk atensi terhadap ekonomi setelah laporan soal lemahnya penjualan ritel selama libur akhir pekan.
Perusahaan analitik yang melacak lalu lintas toko hanya mengindikasikan sedikit peningkatan jumlah pengunjung dari tahun lalu, sedangkan volume penjualan tampaknya telah turun tajam ketika dibandingkan dengan inflasi.
Di Brussels, Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde akan memberikan informasi terbaru kepada Parlemen Eropa soal keadaan ekonomi di tengah perpecahan semakin jelas antara dua bawahannya yang paling senior di dewan ECB. Isabel Schnabel telah mengingatkan pekan lalu mengenai perlunya pengetatan kebijakan yang berkelanjutan, sementara kepala ekonom bank, Philip Lane, telah menerbitkan postingan blog yang sangat dovish pada hari Jumat yang menentang penafsiran kenaikan upah yang lebih tinggi tahun ini sebagai tanda inflasi struktural yang tinggi.
3. Saham-saham akan dibuka turun akibat masalah China
Bursa saham AS akan dibuka turun nanti, mencerminkan ketidakpastian terhadap prospek China - meskipun risikonya tampaknya dari dua arah.
Kendati pasar cenderung tidak menyukai ketidakpastian itu sendiri, dan tentu saja tidak akan menyukai prospek kerusuhan yang dapat mengganggu produksi pabrik dan pusat ekspor, mereka juga harus mengakui risiko bahwa Beijing mungkin menerima jumlah kasus COVID yang lebih tinggi sebagai dampak dari pembukaan kembali yang lebih cepat. Namun, media pemerintah tidak memberikan petunjuk tentang hal itu pada hari Senin.
Pukul 18.20 WIB, Dow Jones futures turun 178 poin atau 0,5%, S&P 500 futures turun 0,7%, dan Nasdaq 100 futures turun 0,8%.
Saham-saham kemungkinan akan menjadi fokus nanti yakni Univar (NYSE:UNVR), yang menjadi perusahaan dengan minat tawaran dari saingan asal Jerman Brenntag (ETR:BNRGn). Yang juga menjadi fokus adalah Tesla (NASDAQ:TSLA), di tengah spekulasi bahwa Beijing dapat menggunakan pengaruhnya untuk menekan Elon Musk untuk membatasi liputan protes di Twitter.
Survei bisnis bulanan Fed Dallas menjadi satu-satunya poin data ekonomi yang perlu diperhatikan.
4. Bahama kembali tolak AS soal kebangkrutan FTX
Pihak berwenang Bahama kembali menolak upaya AS untuk menegakkan yurisdiksi aturan atas kerajaan FTX Sam Bankman-Fried yang bangkrut.
Upaya pengadilan pailit AS di Delaware untuk menegaskan kontrol atas deposito pelanggan telah menghadapi perlawanan dari Bahama, yang khawatir bahwa pengadilan Delaware dapat mencoba untuk mendapatkan akses ke basis yang jauh lebih besar dari deposito pelanggan non-AS untuk menyatukan seluruh kreditor operasi FTX AS.
"Setiap upaya meletakkan keseluruhan bencana ini di kaki Bahama, karena FTX berkantor pusat di sini, akan menjadi penyederhanaan realitas yang berlebihan," kata Jaksa Agung Ryan Pinder dalam pidato yang disiarkan televisi. Dia menyalahkan kegagalan ini pada kesalahan yang dilakukan oleh banyak aktor jahat di seluruh operasi global FTX, berbeda dengan CEO baru FTX John J. Ray, yang komentarnya berfokus pada tindakan Bankman-Fried dan rekan-rekan dekatnya.
5. Minyak di titik terendah tahun 2022, Chevron dapatkan izin Venezuela
Harga minyak mentah jatuh ke level terendah tahun ini pasalnya kerusuhan di China membuat rebound yang berkelanjutan dari permintaan minyak di sana terlihat tidak mungkin terjadi. Pasar telah mengalami tekanan jual minggu lalu akibat tanda-tanda penurunan mobilitas di kota-kota besar China dan konsekuensi tidak hanya dari pembatasan resmi tetapi juga ketakutan akan tertular virus di negara dengan tingkat imunisasi yang rendah dan vaksin yang kurang efektif.
Pasar juga mencerna berita bahwa AS telah memperbaharui kebijakan Chevron(NYSE:CVX) untuk mengalirkan minyak dari Venezuela dan mengubah larangan yang diterapkan selama bertahun-tahun yang bertujuan untuk menghukum rezim Presiden Nicolás Maduro atas manipulasi pemilihannya. Langkah ini pada akhirnya dapat membantu meringankan tekanan pasokan global, meskipun dampak jangka pendek diperkirakan akan sangat terbatas.
Pukul 18.35 WIB, minyak WTI anjlok 3,0% di $73,94 per barel, sementara minyak Brent jatuh 3,1% ke $81,13 per barel.
Anda yakin ingin memblokir %USER_NAME%?
Jika ya, Anda dan %USER_NAME% tidak akan dapat melihat posting satu sama lain di Investing.com.
%USER_NAME% berhasil dimasukkan ke Daftar Blokir Anda
Karena Anda baru saja membatalkan blokir pengguna ini, Anda harus menunggu 48 jam sebelum kembali memblokir.
Menurut saya, komentar ini:
Terima Kasih!
Laporan Anda telah terkirim untuk ditinjau oleh moderator kami
Tambahkan Komentar
Kami mendorong Anda untuk menggunakan fitur komentar guna berinteraksi dengan pengguna lain, berbagi perspektif, dan saling bertanya antara penulis dan yang lainnya. Namun demikian, mohon perhatikan beberapa kriteria berikut demi menjaga interaksi berkualitas tinggi yang kita hargai dan harapkan:
Pelaku spam atau pelanggaran akan dikeluarkan dari situs dan dilarang melakukan registrasi kembali atas kebijaksanaan Investing.com sendiri.