Pasardana.id- PT Pelat Timah Nusantara Tbk (IDX:NIKL) menguras kas untuk aktivitas operasi sedalam USD25,836 juta sepanjang tahun 2022, atau bengkak dibanding tahun 2021 yang hanya mencapai USD1,691 juta.
Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya USD268,54 juta. Tapi pembayaran kepada pemasok mencapai USD275,16 juta. Ditambah pembayaran kepada karyawan senilai USD6,686 juta, pembayaran pajak senilai USD4,81 juta dan pembayaran bunga dan biaya bank USD3,12 juta.
Namun dalam laporan keuangan tahun 2022 telah audit emiten pencetakan kemasan berbahan timah ini pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI), Selasa(28/2/2023) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 22,4 persen menjadi Rp7,127 juta.
Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar ke level USD0,0028 per lembar, sedangkan akhir tahun 2021 berada di level USD0,0023.
Rinciannya, penjualan meningkat 21,4 persen menjadi USD255,34 juta. Angka itu ditopang peningkatan penjualan kepada PT Indonesia Multi Colour Printing sebesar 62,2 persen menjadi USD59,465 juta. Senada, penjualan kepada PT United Can terkerek 21,6 persen menjadi USD42,283 juta. Bahkan penjualan kepada Iwan Loekantoro Lakmono melonjak 195 persen menjadi USD32,401 juta.
Sayangnya, beban pokok penjualan bengkak 23,03 persen menjadi USD235,75 juta. Pemicunya, pemakaian bahan baku naik 29,4 persen menjadi USD220,89 juta. Dampaknya, laba kotor hanya tumbuh 0,1 persen menjadi USD19,595 juta.
Kian tertekan, biaya keuangan melambung 78,1 persen menjadi USD3,179 juta. Akibatnya laba sebelum pajak amblas 17,4 persen sisa USD9,15 juta.
Menariknya, beban pajak penghasilan turun 36,6 persen menjadi USD2,023 juta. Sehingga laba bersih tahun berjalan naik 21,5 persen menjadi USD7,127 juta.
Sementara itu, total kewajiban bertambah 2,2 persen menjadi USD136,47 juta. Pada sisi lain, total ekuitas tumbuh 0,9 persen menjadi USD59,9 juta.