💎 Lihat Perusahaan Paling Sehat di Pasar Hari IniMulai

Indonesia Satu-satunya Negara di ASEAN Bersih Kasus Corona, Mungkinkah karena Tak Terlaporkan?

Diterbitkan 01/03/2020, 02/50
© Warta Ekonomi. Indonesia Satu-satunya Negara di ASEAN Bersih Kasus Corona, Mungkinkah karena Tak Terlaporkan?
AXJO
-
JP225
-
JKPROP
-
STI
-
TAMU
-
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Anggota Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, Hermawan Saputra, mengatakan bahwa saat ini Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asean yang masih nihil kasus penyebaran virus corona atau covid 19. Sementara, di beberapa daerah sekitar Indonesia sudah masuk virus corona ini.

"Sebagai contoh di Malaysia berdasarkan data 27 Februari kemarin itu 22 kasus ditemukan, di Australia 22 kasus. Singapura lebih dahsyat 96 kasus, di Thailand 30-an lebih, di Filipina sekitar 4, di Vietnam sudah lebih banyak dan seterusnya," kata Hermawan dalam Diskusi bertema "Mengukur Efek Korona: Siapkah Kita?" di Hotel Ibis Tamarin (JK:TAMU), Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020).

Baca Juga: Masih Ganas, Seberapa Besar Kemungkinan Seseorang Bisa Terjangkit Virus Corona?

Menurut Hermawan, para ilmuwan sempat menduga faktor perbedaan ras menjadi alasan mengapa Indonesia masih belum terjangkit virus corona. Akan tetapi, dugaan tersebut dimentahkan karena adanya ras melayu lainnya seperti Malaysia dan Singapura yang sudah terjadi kasus corona.

"Teori awalnya kita ini tergolong dalam rumpun ras Melayu maka reseptor yang dianggap berbeda. Namun ternyata ada kejadian di Arab Malaysia dan orang Melayu. Kita punya warga Indonesia, tetapi ada di luar negeri yang sudah confirm di Singapura 2 dan di Jepang di atas kapal pesiar terjadi," ujarnya.

Menurut Hermawan, ada tiga pendekatan mengapa sampai saat ini belum ada temuan kasus corona di Indonesia. Yang pertama mungkin karena kasus tersebut belum terlaporkan.

"Ada tiga pendekatan teori. Satu ini kita menyebutnya under reporting atau sesuatu yang tidak terlaporkan ini banyak hal juga kalau kita turunkan. Yang kedua apakah ini failed detection-nya. Yang ketiga apakah ada yang tidak matching antara standar WHO dengan program yang kita kembangkan di Indonesia," ujarnya.

Jika dari standar internasional, kata Hermawan, Indonesia sudah cukup baik dan sesuai standar WHO. Kemudian untuk kegagalan mendeteksi juga cukup kecil sehingga yang paling mungkin adalah adanya data atau kasus yang tidak terlaporkan.

"Sejauh ini, teori tadi memang memungkinkan under reporting. Orang yang sudah terinfeksi atau meninggal dunia cuman karena tidak pernah diperiksa atau keluarganya tidak merelakan untuk diotopsi sehingga terkubur bersama jasad. Ini boleh jadi," kata Hermawan.

Kemudian selain itu, bisa saja ada orang yang memang sudah terinfeksi, tetapi memiliki daya tahan tubuh yang kuat sehingga tidak begitu terlihat akibat dari virus tersebut.

"Artinya, tidak ada catatan untuk ini. Bisa jadi ada orang yang terinfeksi, tapi tidak berdampak," ujarnya.

Penulis: Redaksi
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Foto: Galih Pradipta

Komentar terkini

Pengungkapan Risiko: Perdagangan instrumen finansial dan/atau mata uang kripto membawa risiko tinggi, termasuk risiko kehilangan sebagian atau seluruh nilai investasi Anda, dan mungkin tidak sesuai untuk sebagian investor. Harga mata uang kripto amat volatil dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti peristiwa finansial, regulasi, atau politik. Trading dengan margin meningkatkan risiko finansial.
Sebelum memutuskan untuk memperdagangkan instrumen finansial atau mata uang kripto, Anda harus sepenuhnya memahami risiko dan biaya terkait perdagangan di pasar finansial, mempertimbangkan tujuan investasi, tingkat pengalaman, dan selera risiko Anda dengan cermat, serta mencari saran profesional apabila dibutuhkan.
Fusion Media mengingatkan Anda bahwa data di dalam situs web ini tidak selalu real-time atau akurat. Data dan harga di situs web ini. Data dan harga yang ditampilkan di situs web ini belum tentu disediakan oleh pasar atau bursa, namun mungkin disediakan oleh pelaku pasar sehingga harga mungkin tidak akurat dan mungkin berbeda dengan harga aktual pasar. Dengan kata lain, harga bersifat indikatif dan tidak sesuai untuk tujuan trading. Fusion Media dan penyedia data mana pun yang dimuat dalam situs web ini tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kehilangan apa pun yang diakibatkan oleh trading Anda atau karena Anda mengandalkan informasi yang dimuat dalam situs web ini.
Anda dilarang untuk menggunakan, menyimpan, memperbanyak, menampilkan, mengubah, meneruskan, atau menyebarkan data yang dimuat dalam situs web ini tanpa izin eksplisit tertulis sebelumnya dari Fusion Media dan/atau penyedia data. Semua hak kekayaan intelektual dipegang oleh penyedia dan/atau bursa yang menyediakan data yang dimuat dalam situs web ini.
Fusion Media mungkin mendapatkan imbalan dari pengiklan yang ditampilkan di situs web ini berdasarkan interaksi Anda dengan iklan atau pengiklan.
Versi bahasa Inggris dari perjanjian ini adalah versi utama, yang akan berlaku setiap kali ada perbedaan antara versi bahasa Inggris dan versi bahasa Indonesia.
© 2007-2024 - Fusion Media Limited. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.