Pasardana.id- PT Hartadinata Abadi Tbk (IDX:HRTA) mencatatkan arus kas digunakan untuk aktivitas operasi sedalam Rp394,2 miliar sepanjang tahun 2023.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan tahun 2022 yang justru membukukan arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp31,235 miliar.
Pasalnya, HRTA hanya menerima kas dari pelanggan Rp12,929 triliun pada tahun 2023. Ditambah dengan pelunasan dari pinjaman gadai Rp989,39 miliar.
Tapi HRTA harus membayar beban operasi Rp12,831 triliun sepanjang tahun 2023. Ditambah penyaluran pinjaman gadai Rp1,011 triliun. Tak cukup itu, perseroan harus membayar karyawan Rp108,61 miliar.
Tak cukup itu, HRTA harus membayar beban keuangan Rp267,91 miliar dan pembayaran pajak penghasilan Rp96,069 miliar.
Namun demikian, HRTA meraup laba bersih Rp305,8 miliar pada tahun 2023, atau tumbuh 20,5 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat Rp253,52 miliar.
Seiring dengan itu, laba per saham terkerek ke level Rp66,4 per lembar pada akhir tahun 2023. Sedangkan akhir tahun 2022 berada di level Rp55,05 per helai.
Direktur Utama HRTA, Sandra Sunanto melaporkan penjualan bersih mencapai Rp12,857 triliun pada tahun 2023. Hasil itu naik 85,5 persen dibanding tahun 2022 yang terbilang Rp6,918 triliun.
Penopagnya, perseroan mulai membukukan nilai ekspor perhiasan dan logam mulai senilai Rp4,276 triliun pada tahun 2023. Pos ini nihil pada tahun 2022.
Sedangkan penjualan produk serupa ke pasar dalam negeri secara grosir tumbuh 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp6,569 triliun pada tahun 2023. Bahkan penjualan logam mulia dan perhiasan ke pasar dalam negeri melalui toko melonjak 256 persen secara tahunan menjadi Rp1,926 triliun.
Walau beban pokok pendapatan bengkak 95,08 persen secara tahunan menjadi Rp11,91 triliun pada tahun 2023. Tapi laba kotor tetap tumbuh 27,4 persen secara tahunan menjadi Rp946,73 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2023 telah audit emiten pedagang logam mulia ini pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI), Senin(25/3/2024).
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 43,7 persen secara tahunan menjadi Rp3,058 triliun pada tahun 2023.
Pada sisi lain, total ekuitas meningkat 14,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,972 triliun pada akhir tahun 2023.