Breaking News
Investing Pro 0
💎 Temukan Saham Undervalued Tersembunyi di Semua Pasar Mulai

Desak Presiden Prancis Minta Maaf, PKS Bawa-bawa Kelompok Radikal

Ekonomi 27/10/2020 18:00
Tersimpan. Lihat Item Tersimpan.
Artikel ini telah tersimpan di Item Tersimpan anda
 
© Warta Ekonomi. Desak Presiden Prancis Minta Maaf, PKS Bawa-bawa Kelompok Radikal
 
JKII
-0,78%
Tambahkan/Hapus dari Watchlist
Tambahkan ke Watchlist
Tambahkan Posisi

Posisi berhasil ditambahkan ke:

Beri nama portofolio kepemilikan Anda
 
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Sikap permusuhan yang dilakukan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap muslim pascainsiden terbunuhnya seorang guru Prancis yang mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas menyita perhatian banyak pihak. Anggota DPR RI dari PKS Bukhori Yusuf meminta Macron menyampaikan permohonan maaf.

Diketahui sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir Presiden termuda Prancis tersebut telah bertindak agresif terhadap Islam melalui tudingan muslim seperatisme-nya serta menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.

Komentarnya tersebut tidak lepas dari wujud dukungan Macron terhadap penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo atas klaim kebebasan berekspresi.

Baca Juga: Prancis Hina Islam, Muhammadiyah: Jangan Tolerir Pelecehan Tokoh Agama Apa Pun!

"Bukan kali ini saja Prancis melakukan tindakan agresif terhadap Islam maupun komunitas muslim, baik dalam skala perorangan maupun Negara. Maka sudah sepatutnya umat Islam di seluruh dunia marah dan mengecam sikap permusuhan yang ditunjukan secara eksplisit oleh Macron," ujar anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/10/2020).

Bukhori mengaku sangat mendukung tindakan warganet, masyarakat Arab yang melakukan boikot, maupun segenap muslim di seluruh dunia yang merasa terusik sehingga memutuskan berdiri untuk membela kemuliaan Nabi Muhammad.

"Ilustrasi Nabi Muhammad melalui gambar adalah hal yang sangat sensitif dan sangat mengusik rasa keagamaan umat Islam mengingat dalam tradisi Islam hal tersebut secara jelas dilarang. Karena itu, jika ia (Macron) memang berkomitmen untuk menghormati segala perbedaan dalam semangat perdamaian, semestinya ia juga mampu menghormati prinsip kebebasan berkeyakinan sebagai sebuah nilai universal," ujarnya.

Alumni Universitas Islam Madinah Arab Saudi ini mengingatkan agar Presiden Prancis tersebut segera meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam. Hal itu dinilai perlu dilakukan dalam rangka mengantisipasi terjadinya proses radikalisasi terselubung dan meruncingnya polarisasi di tengah masyarakat Prancis dan global.

"Saya khawatir sikap ofensif yang ditunjukan oleh Macron ini akan memicu bahaya di kemudian hari jika tidak diantisipasi. Artinya, sangat potensial isu ini menjadi tunggangan oleh segelintir kelompok radikal untuk menciptakan kekacauan di tengah masyarakat sehingga bisa berakibat pada timbulnya lebih banyak korban. Sebelum segalanya menjadi lebih buruk, Ia harus meminta maaf dan memastikan penghinaan ini tidak terulang di waktu mendatang," tuturnya.

Penulis: Redaksi
Editor: Rosmayanti
Foto: (Foto/Reuters)

Desak Presiden Prancis Minta Maaf, PKS Bawa-bawa Kelompok Radikal
 

Artikel Terkait

Tambahkan Komentar

Panduan Komentar

Kami mendorong Anda untuk menggunakan fitur komentar guna berinteraksi dengan pengguna lain, berbagi perspektif, dan saling bertanya antara penulis dan yang lainnya. Namun demikian, mohon perhatikan beberapa kriteria berikut demi menjaga interaksi berkualitas tinggi yang kita hargai dan harapkan: 

  • Perkaya percakapan
  • Jaga fokus dan hindari keluar jalur. Publikasikanlah hanya materi yang relevan dengan topik yang dibicarakan.
  • Hargai orang lain. Setiap opini, bahkan opini negatif sekali pun, dapat disampaikan secara positif dan diplomatis.
  • Gunakan gaya penulisan baku. Gunakan tanda baca dan huruf besar/kecil dengan sesuai.
  • CATATAN: Tautan dan pesan spam dan/atau bersifat promosi dalam komentar akan dihapus.
  • Hindari melontarkan kata-kata kasar, fitnah, atau serangan pribadi terhadap penulis atau pengguna lain.
  • Komentar harus dalam Bahasa Indonesia.

Pelaku spam atau pelanggaran akan dikeluarkan dari situs dan dilarang melakukan registrasi kembali atas kebijaksanaan Investing.com sendiri.

Tulis pendapat Anda di sini
 
Anda yakin ingin menghapus grafik ini?
 
Kirim
Kirim juga ke :
 
Ganti grafik terlampir dengan grafik baru?
1000
Saat ini Anda tidak dapat menuliskan komentar karena laporan negatif dari pengguna. Status Anda akan ditinjau oleh moderator.
Harap tunggu sesaat sebelum Anda berikan komentar lagi.
Terima kasih atas komentar Anda. Harap diperhatikan bahwa seluruh komentar akan berstatus tunggu hingga mendapatkan persetujuan dari moderator. Karenanya, akan ada jeda waktu sebelum komentar tersebut ditampilkan di situs web kami.
 
Anda yakin ingin menghapus grafik ini?
 
Kirim
 
Ganti grafik terlampir dengan grafik baru?
1000
Saat ini Anda tidak dapat menuliskan komentar karena laporan negatif dari pengguna. Status Anda akan ditinjau oleh moderator.
Harap tunggu sesaat sebelum Anda berikan komentar lagi.
Tambahkan Grafik untuk Berkomentar
Konfirmasi Blokir

Anda yakin ingin memblokir %USER_NAME%?

Jika ya, Anda dan %USER_NAME% tidak akan dapat melihat posting satu sama lain di Investing.com.

%USER_NAME% berhasil dimasukkan ke Daftar Blokir Anda

Karena Anda baru saja membatalkan blokir pengguna ini, Anda harus menunggu 48 jam sebelum kembali memblokir.

Laporkan komentar ini

Menurut saya, komentar ini:

Komentar diberi tanda bendera

Terima Kasih!

Laporan Anda telah terkirim untuk ditinjau oleh moderator kami
Daftar dengan Google
atau
Daftar dengan Email