JAKARTA - Presiden Joko Widodo melakukan peresmian Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kendal, Jawa Tengah.
Berikut beberapa fakta yang telah Okezone rangkum mengenai peresmian pabrik bahan baterai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK):
1. Realisasi Pembangunan mobil listrik
“Saya sangat mengapresiasi pembangunan pabrik ini sehingga rencana besar untuk membangun ekosistem mobil listrik yang terintegrasi dan kuat betul-betul satu per satu akan terealisasi,” ujar Presiden.
BACA JUGA: Luhut Sebut RI Akan Jadi Produsen Anoda Baterai Terbesar Nomor 2 Dunia Kepala Negara menyampaikan bahwa rencana pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang telah diputuskan beberapa tahun lalu kini mulai menunjukkan hasil. Presiden mengingatkan, meskipun terdapat tantangan awal seperti larangan ekspor nikel yang memicu pro dan kontra serta gugatan dari Uni Eropa, keputusan tersebut telah membuahkan hasil signifikan.
2. Ekspor nikel mencapai Rp510 triliun
“Sekarang sudah 34 billion USD nilai dari ekspor nikel kita. Dari yang sebelumnya Rp33 triliun melompat menjadi kira-kira Rp510 triliun, lompatan yang sangat besar meskipun sekali lagi awal-awal banyak yang tidak setuju,” ujar Presiden.
BACA JUGA: Luhut Sebut Baterai LFP Masih Jadi Pilihan Utama Produsen Presiden Jokowi juga menyoroti perkembangan industri smelter nikel dan bauksit di beberapa daerah di Tanah Air. Mulai dari smelter nikel dan turunannya di Morowali dan Weda Bay, smelter dari PT Freeport dan PT Amman di Sumbawa dan Gresik, hingga smelter bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
3. Pabrik Dibangun dalam Waktu 10 Bulan
Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut memuji kecepatan pembangunan pabrik tersebut yang hanya memakan waktu 10 bulan sejak penandatanganan di Beijing.