Pekan terakhir Oktober ini akan menjadi waktu yang sibuk di pasar keuangan global dengan berbagai rilis data penting yang akan jadi penggerak pasar. Di Amerika Serikat, perhatian investor tertuju pada estimasi awal pertumbuhan PDB kuartal ketiga, laporan non-farm payrolls (NFP), tingkat pengangguran, dan JOLTS job openings. Laporan penting lainnya meliputi ISM Manufacturing PMI, kepercayaan konsumen dari Conference Board, laporan inflasi PCE, serta data pengeluaran dan pendapatan pribadi.
Pertumbuhan PDB AS pada kuartal ketiga diperkirakan sebesar 3%, didorong oleh belanja konsumen yang kuat. Sementara itu, laporan PCE yang dijadwalkan minggu ini diantisipasi menunjukkan percepatan pendapatan dan belanja konsumen pada bulan September, dengan harga inti PCE diprediksi naik 0,2%. Walaupun ada pengaruh dari Badai Milton dan aksi mogok di Boeing, penambahan pekerjaan NFP diperkirakan mencapai 140.000 pada Oktober, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran diprediksi tetap stabil di 4,1%, dengan pertumbuhan upah melambat menjadi 0,3% dari sebelumnya 0,4%.
Dalam konteks kebijakan moneter, meskipun The Fed pada pertemuan September lalu mengisyaratkan adanya pemotongan suku bunga tambahan, data ekonomi yang lebih kuat baru-baru ini memunculkan pertanyaan tentang langkah yang lebih konservatif untuk meminimalkan risiko inflasi kembali meningkat. Dengan banyaknya laporan ekonomi yang akan dirilis pekan ini, keseimbangan kebijakan tersebut akan semakin menjadi sorotan.
Rilis laporan ekonomi minggu ini juga termasuk indeks harga rumah S&P/Case-Shiller dan FHFA, serta kepercayaan konsumen. Di sisi lain, hasil kuartal ketiga dari berbagai perusahaan besar seperti Microsoft, Alphabet, Visa, Meta, Tesla, Coca-Cola, Apple, Amazon, Mastercard, Exxon Mobil, dan AbbVie akan diawasi dengan ketat oleh investor.
Di belahan dunia lainnya, Eropa akan merilis data inflasi dan pertumbuhan PDB dari beberapa negara utama seperti Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Di Asia, perhatian investor juga tertuju pada China dan Indonesia, yang keduanya dijadwalkan merilis data ekonomi penting pekan ini.
Asia
Di China, indeks PMI manufaktur resmi dari NBS dan indeks PMI manufaktur Caixin yang lebih luas akan menjadi rilis utama untuk bulan Oktober. Kedua indikator tersebut diharapkan menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi tetap pada level yang rendah, meskipun ada stimulus moneter yang agresif di awal bulan.
Sementara itu, di Indonesia, data inflasi untuk bulan Oktober akan dirilis, memberikan gambaran lebih lanjut mengenai situasi harga konsumen di negara tersebut. Ini juga akan menjadi indikator penting bagi kebijakan moneter ke depan khususnya untuk Presiden Prabowo dan tim ekonomi-nya yang baru saja dilantik.
Di Jepang, Bank of Japan diharapkan untuk mempertahankan suku bunga acuannya, dengan perhatian para investor terfokus pada laporan prospek kuartalan guna menilai waktu normalisasi kebijakan. Pertumbuhan PDB kuartal ketiga dari Taiwan dan Hong Kong juga akan menjadi perhatian, sementara Australia akan memusatkan perhatian pada data CPI kuartal ketiga yang dijadwalkan untuk menunjukkan bahwa inflasi terus mendekati target RBA.