JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sentimental terhadap Presiden Jokowi di akhir masa jabatan yang tinggal menghitung bulan. Menurut Luhut, Jokowi telah meninggalkan legacy yang baik untuk di teruskan ke depannya.
"Walaupun bapak beberapa waktu lagi akan meninggalkan pemerintahan, tapi bapak sudah meninggalkan legacy, yang saya kira tidak mudah dibentuk orang lain.
BACA JUGA: Luhut Menangis Jelang Jokowi Lengser: Selamat Jalan Pak, Bapak Jadi Kenangan Legacy yang dimaksud Luhut adalah menjadikan titik balik Indonesia berjalan ke negara industrialisasi. Hal ini dilakukan dengan mulai menyetop ekspor komoditas mentah, tapi harus diolah terlebih dahulu di dalam negeri sehingga memiliki nilai tambah untuk neraca perdagangan.
"Saya percaya, sepanjang waktu orang akan mengenang bahwa bapak telah meletakan landasan negara ini menjadi negara industrialisasi," tambahnya.
Menurutnya lewat kebijakan hilirisasi nikel telah sukses mendongkrak nilai ekspor Indonesia jika dibandingkan dengan 1 dekade sebelumnya. Misalnya pada tahun 2013 nilai ekspor nikel hanya berada di angka USD2,33 miliar, kemudian pada tahun 2023 lalu nilai ekspor nikel sudah tembus USD24,28 miliar.
BACA JUGA: Luhut Ungkap Potensi Carbon Capture and Storage RI Capai 600 Juta Gigaton "Saya ingat di depan pintu masuk istana belakang, bapak meminta kita mem- ban ekspor nikel ore, itu tantangan bahwa kita kehilangan USD1,5 miliar saat itu (ekspor), tapi sekarang kita lihat buahnya, kita disegani, dihormati, teknologi tambah bagus," kata Luhut.
"Saya yakin dalam kurun waktu yang tidak lama, ekspor kita dari turunan hilirisasi akan meningkat signifikan," tutupnya.