Pasardana.id - Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, pasar saham di Wall Street mencapai rekor tertinggi untuk ke sekian kalinya pada hari Kamis (07/11/24), mengangkat equity market di seluruh dunia, sementara imbal hasil US Treasury turun setelah Federal Reserve memangkas suku bunga di saat para investor mempertimbangkan masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden AS ke -47.
S&P 500 naik 0.74%, Dow Jones Industrial Average datar, dan Nasdaq Composite melonjak 1.5%.
S&P 500 dan Nasdaq keduanya berakhir pada level tertinggi sepanjang masa untuk hari kedua berturut-turut.
Indeks MSCI untuk saham dunia naik 0.9%, juga ke rekor tertinggi.
MARKET SENTIMENT : FEDERAL RESERVE akhirnya menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 4.50% – 4.75% pada hari Kamis, sesuai harapan , dengan mencatat bahwa pasar tenaga kerja secara umum telah melonggar , sementara Inflasi bergerak menuju target 2% dan aktifitas ekonomi juga terus berekspansi dengan laju yang solid , serta menegaskan bahwa tekanan harga telah membuat kemajuan. Pertanyaan selanjutnya dari pelaku pasar adalah apakah The Fed akan memangkas kembali bulan Desember, serta apa impact kebijakan pemerintahan Trump terhadap masa depan FFR ini ? Dalam konferensi pers setelah pengumuman tersebut, Fed Chairman JEROME POWELL mengatakan hasil Pemilu tidak akan berdampak pada keputusan kebijakan dalam waktu dekat. Ia juga mengatakan beberapa risiko penurunan ekonomi telah berkurang di tengah data ekonomi yang lebih kuat. Pasar kini memperkirakan bahwa The Fed kemungkinan akan menghentikan pemangkasan suku bunga setelah melakukan dua rate cut lagi masing-masing sebesar 25 bps pada paruh pertama tahun 2025, sehingga suku Fed Fund Rate akan berada pada kisaran 3.75%-4%. Sebelum hasil pemilu, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sekitar 190 basis poin pada akhir tahun depan. Para ekonom menilai bahwa komentar Powell secara umum bersifat dovish, dan masih merasa nyaman dengan harapan adanya pemangkasan 25 bp lagi di bulan Desember.
INDIKATOR EKONOMI : Menanggapi komentar Powell tentang tenaga kerja, INITIAL JOBLESS CLAIMS untuk pekan terakhir keluar di angka 221 ribu klaim pengangguran terbaru, naik 3ribu dari pekan terdahulu, walau masih di bawah perkiraan 223 ribu. Lebih lanjut lagi malam ini akan dipantau pandangan Univ. Of Michigan mengenai ekspektasi Inflasi & konsumen dalam 6 bulan ke depan.
MARKET ASIA & EROPA : Indeks STOXX 600 Eropa naik 0.6% setelah saham Asia menguat di awal sesi kemarin , bahkan saham unggulan CHINA di dalam negeri naik 3% karena optimisme investor atas potensi stimulus lebih besar daripada kekhawatiran tentang memburuknya ketegangan perdagangan.
– CHINA melaporkan angka surplus Trade Balance mereka yang di atas ekspektasi, didukung oleh pertumbuhan Ekspor yang lebih pesat ketimbang Impor mereka yang justru tampak drop di bulan Oct, menandakan permintaan domestik masih lemah. Dengan naiknya Trump, pasar saham China bisa dibilang rentan akan ancaman tarif dari Washington, namun di satu sisi dapat mempercepat respons kebijakan yang lebih kuat dari Beijing, yang mungkin malah akan mendukung saham lokal. Investor fokus menunggu hasil dari pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional yang berakhir pada hari Jumat. Kejutan stimulus apa pun dari pertemuan tersebut kemungkinan akan membantu mengangkat sentimen pasar di saham China . Investor juga akan memperhatikan data Inflasi China pada hari Sabtu. Tingkat inflasi konsumen tahunan diperkirakan akan tetap stabil pada 0.4% pada bulan Oktober, menurut jajak pendapat Reuters, sementara deflasi harga produsen terlihat hanya sedikit menurun menjadi -2.5% dari -2.8%.
– JEPANG : Household Spending (Sept) terkontraksi lebih dalam secara bulanan. Pagi ini NIKKEI 225 telah naik 3.5%, menuju minggu terbaiknya dalam 6 minggu. Banyak analis semakin optimis terhadap saham Jepang, mengutip valuasi yang menarik dan asumsi bahwa Yen tetap lemah. Saham Asia di luar Jepang memasuki sesi Jumat dengan kenaikan hampir 2% dalam seminggu, yang akan menjadi kenaikan terbesar selama 5 minggu. Namun, selama bulan Oktober, capital outflow terdeteksi meningkat tajam. Prospek saham Asia di masa kepemimpinan Trump juga beragam. Di satu sisi, demand meningkat terhadap aset beresiko dan Wall Street yang bergairah merupakan sentimen positif bagi emerging markets Asia . Namun di sisi lain, Dollar yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dapat memperketat kondisi keuangan dan mendorong arus keluar modal dari beberapa negara.
– Menjelang keputusan The Fed, BANK OF ENGLAND telah memangkas suku bunga 25bps pula pada hari Kamis untuk kedua kalinya sejak 2020. Bank sentral INGGRIS tsb mengatakan pengurangan di masa mendatang kemungkinan akan bertahap, karena melihat Inflasi yang lebih tinggi setelah anggaran pertama pemerintah baru minggu lalu. POUNDSTERLING memperpanjang kenaikannya sedikit setelah keputusan tersebut dan terakhir naik 0.8% pada USD 1.2986, menyusul penurunan 1.24% pada hari Rabu.
FIXED INCOME & CURRENCY : YIELD US TREASURY terus menurun setelah pemotongan suku bunga Fed, meskipun beberapa investor memperingatkan bahwa suku bunga mungkin tidak turun secara stabil seperti yang diharapkan di bawah pemerintahan Trump periode kedua. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan terakhir berada di 4,3355%, turun 9 basis poin pada hari itu, setelah kenaikan 14 basis poin pada hari Rabu, dan imbal hasil tenor 30 tahun terakhir berada di 4,5393%, turun lebih dari 6 basis poin setelah kenaikan 15 basis poin pada hari sebelumnya.
– US DOLLAR turun 0.7% terhadap sekeranjang mata uang lainnya setelah mencatat kenaikan harian terbesar dalam lebih dari 2 tahun pada hari Rabu.
– YUAN pada hari Kamis bangkit sedikit dari level terendah 3 bulan yang dicapai pada hari sebelumnya. Penurunan Yuan di pasar spot sekitar 1% pada hari Rabu, sebagai reaksi langsung terhadap kemenangan pemilihan Trump, merupakan penurunan terbesarnya sejak Februari 2020.
– EURO naik 0.7% menjadi USD 1.0803 setelah penurunan 1.8% pada hari Rabu, karena investor juga mencerna kekacauan politik di JERMAN di mana Kanselir Olaf Scholz memecat Menteri Keuangan Christian Lindner, yang menyebabkan koalisi tiga partai yang berkuasa runtuh dan menyiapkan panggung untuk pemilihan umum dadakan. Analis Deutsche Bank mengatakan bahwa meskipun masih awal, perkembangan tersebut dapat berdampak positif bagi Euro karena potensi peningkatan kepercayaan dari pemerintah Jerman yang lebih stabil dan dampak ekonomi langsung dari sikap fiskal yang berpotensi lebih proaktif. Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun Jerman terakhir naik 4,8 basis poin pada 2,441%. Sebagai indikator ekonomi pendukung, JERMAN laporkan Industrial Production mereka drop lebih dalam dari perkiraan, serta tak mampu ciptakan surplus Trade Balance sesuai harapan, keduanya terjadi di bulan Sept.
– BITCOIN membalikkan kerugian sebelumnya dan melonjak ke rekor tertinggi baru sebesar USD 76.780 dalam semalam. Trump telah berjanji untuk menjadikan Amerika Serikat “ibu kota kripto di planet ini.”
KOMODITAS : EMAS naik 1.8%, menyusul penurunan lebih dari 3% pada hari Rabu, menjadi USD 2,707.21 per ons. Namun, itu masih tidak jauh dari rekor tertinggi baru-baru ini sebesar USD 2,790.15.
– MINYAK membalikkan kerugian dari aksi jual yang dipicu oleh pemilihan presiden AS. Minyak mentah BRENT naik 0.6% menjadi USD 75.4 / barel. Minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 0.5% menjadi USD 72.04.
INDONESIA : laporkan Cadangan Devisa bulan Oct di angka USD 151.2 milyar, meningkat dari bulan Sept USD 149.9 milyar. Hari ini akan dinantikan data Penjualan Motor & Mobil untuk bulan Oct. IHSG semakin mempertegas penurunan dengan kembali terjerumus 140 pts / hampir -2% ke level 7243.86, sesuai dengan perkiraan kita yang meramalkan penurunan IHSG terjadi dalam pola bearish reversal DOUBLE TOP, di mana Target bottom diperkirakan berada sekitar 7000-6950. Please note bahwa arus jual bersih asing semakin menderas di angka IDR 1.56 triliun terjadi kemarin; nilai tukar RUPIAH berada pada 15,730 / USD.
Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, analis NH Korindo Sekuritas menyarankan para investor untuk WAIT & SEE lagi di penghujung pekan ini sambil menunggu IHSG mendarat di Support yang solid.
“Secara teknikal, IHSG diprediksi break down MA200, membentuk pola bearish marobozu. IHSG berpotensi tertekan,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Jumat (08/11).