Investor tengah bersiap untuk rilis data Nonfarm Payrolls AS pada hari Jumat, yang diperkirakan akan menjadi penentu bagi keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) bulan ini. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa laporan ini sangat penting:
1. Pengaruh Terhadap Kebijakan Suku Bunga Fed
Data Nonfarm Payrolls yang akan dirilis besok dapat memengaruhi keputusan suku bunga Fed pada pertemuan mendatang tanggal 17-18 September. Para ekonom memperkirakan bahwa ekonomi AS menambahkan 164.000 pekerjaan pada bulan Agustus, naik dari 114.000 pada bulan Juli. Jika data ini sesuai atau melampaui ekspektasi, Fed mungkin akan mempertimbangkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun, jika data mengecewakan, seperti yang terjadi pada bulan Juli, ada kemungkinan besar Fed akan memangkas suku bunga hingga 50 basis poin untuk mencegah pelemahan lebih lanjut di pasar tenaga kerja.
Analis di Citi memproyeksikan angka Nonfarm Payrolls akan mencapai 125.000, yang dianggap cukup rendah bagi Fed untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Analis di Morgan Stanley memperkirakan angka payroll akan mencapai 185.000. Analis di Nomura, di sisi lain, memprediksi angka tersebut berada di 130.000.
2. Dampak Terhadap Pasar dan Sentimen Investor
Memasuki September, pasar saham AS dan mata uang kripto juga berada pada posisi tertekan. Pasar keuangan telah sangat sensitif terhadap data tenaga kerja akhir-akhir ini, terutama setelah laporan payroll di bulan Juli yang jauh di bawah ekspektasi memicu kekhawatiran tentang potensi resesi. Dengan tingkat pengangguran diperkirakan turun sedikit menjadi 4,2% dari 4,3%, dan pertumbuhan upah per jam rata-rata diprediksi naik menjadi 0,3%, hasil laporan ini akan menjadi faktor penentu arah pergerakan pasar dalam beberapa minggu mendatang.
Dolar AS mengalami kinerja buruk sepanjang bulan Agustus, melemah terhadap semua mata uang utama lainnya karena pasar semakin yakin bahwa Fed akan memangkas suku bunga hingga 105 basis poin pada akhir tahun. Ini berarti akan ada pemotongan suku bunga pada setiap keputusan Fed yang tersisa di tahun 2024, dengan salah satunya mungkin sebesar 50 basis poin.
3. Fokus Baru Fed: Dari Inflasi ke Lapangan Kerja
Federal Reserve, yang sebelumnya fokus pada penjinakan inflasi, kini mulai mengalihkan perhatiannya ke risiko penurunan di pasar tenaga kerja. Ketua Fed Jerome Powell menegaskan pada bulan Agustus bahwa "waktunya telah tiba" untuk menyesuaikan kebijakan moneter guna mengatasi potensi risiko di sektor pekerjaan. Dengan ekspektasi pasar yang mengindikasikan potensi pemotongan suku bunga secara bertahap hingga akhir tahun, hasil Nonfarm Payrolls ini akan sangat mempengaruhi strategi Fed ke depan.
Investor akan sangat menantikan hasil laporan ini, terutama mengingat peluang pemotongan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan mendatang yang saat ini diperkirakan sebesar 44% menurut Fed Rate Monitor dari Investing.com. Laporan ini akan menjadi indikator kunci apakah Fed akan bertindak lebih agresif dalam mendukung lapangan kerja atau tetap bertahan dengan pemotongan suku bunga yang lebih moderat.