IDNFinancials.com - JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dikabarkan akhirnya setuju menghentikan perang dagang dengan China setelah para pemimpin bisnis Amerika memperingatkan bahwa rak-rak toko di AS akan kosong dalam beberapa minggu jika perang tarif terus berlanjut.
Seperti dikutip dari themirror.com, Rabu (14/5), langkah mundur ini diambil di tengah tekanan yang meningkat terhadap Gedung Putih terkait dampak ekonomi dari tarif tersebut.
Serangan Trump terhadap perdagangan internasional telah membuat aktivitas di pelabuhan besar AS hampir berhenti total dan pengecer kesulitan mengamankan barang untuk musim panas yang krusial.
Dalam pernyataan bersama hari ini, AS dan China mengumumkan penangguhan tarif timbal balik selama 90 hari sementara negosiator bekerja untuk mencapai kesepakatan lebih luas.
Sebagai bagian dari kesepakatan ini, AS akan mengurangi tarif pada barang-barang China dari 145% menjadi 30%, sementara China akan menurunkan tarif pada impor Amerika dari 125% menjadi 10%.
Keputusan ini mengikuti seruan mendesak dari CEO AS, yang memperingatkan Trump dalam beberapa minggu terakhir bahwa rantai pasokan sedang terhambat dan rak toko bisa mulai kosong dalam sebulan.
Kelompok industri juga memperingatkan bahwa tarif ini tidak hanya merugikan produsen, tetapi juga merugikan konsumen Amerika, kelompok yang selama ini dijanjikan Trump untuk dilindungi.
"Jelas bahwa konsumen AS yang akan paling menderita," kata salah satu eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan antara pemerintah dan para pemimpin ritel.
"Harga sudah naik, dan jika ini berlanjut, musim belanja kembali sekolah dan liburan akan menjadi bencana,"
Menteri Keuangan, Scott Bessent, mengakui tekanan ekonomi dalam pidatonya di sebuah konferensi pers di Jenewa, tempat para pejabat AS dan China bertemu pada akhir pekan lalu.
"Kami menyimpulkan bahwa kami memiliki kepentingan bersama," katanya. "Konsensus dari kedua delegasi adalah bahwa tidak ada pihak yang ingin terputus sepenuhnya,"
Ketegangan ini sudah menimbulkan kerusakan pada kedua ekonomi. China dengan tegas menolak untuk mundur dari Trump, yang menimbulkan kepanikan di kalangan ribuan importir AS.
"Bagaimanapun, ini memalukan bagi Trump. Dia suka menggambarkan dirinya sebagai orang kuat, tapi kenyataannya, dia baru saja menyerah. Dia akhirnya mendengarkan orang-orang yang lebih berpengalaman dan menyadari bahwa perdagangan Amerika sedang merosot."
"Tidak seperti Amerika yang sangat bergantung pada China, China tidak bergantung pada Amerika. Hanya sekitar 12% impor Beijing berasal dari AS. Itu bukan jumlah yang besar dan mereka bisa terus berfungsi tanpa itu," kata eksekutif tersebut.
Perusahaan-perusahaan Amerika telah membekukan pengiriman dan menghentikan pemesanan, sementara pabrik-pabrik China melihat penurunan tajam ekspor ke AS. Kebuntuan ini memicu penjualan besar-besaran di pasar awal bulan ini, menghapus triliunan dolar dari pasar. (DK)