CHEK Alami Oversubscribed hingga 274 kali Saat IPO
Cryptoharian – Di tengah kepanikan pasar setelah penurunan tajam harga kripto, seorang investor berpengalaman bernama Artikal menyebut kondisi ini bukan awal dari kehancuran, melainkan fase klasik yang disebut bear-trap. Ia berdalih bahwa ini adalah jebakan penurunan yang mengguncang investor ritel sementara investor besar diam-diam mengumpulkan aset.
Dalam salah satu thread panjang yang dibagikan di platform X, Artikal menjelaskan bahwa pola ini bukan hal baru.
“Saya sudah melewati tiga siklus kripto penuh. Pola ini selalu terulang. Ritel panik, smart money beli diam-diam. Setelah itu, pasar meledak ke atas,” ungkap Artikal.
Fase Klasik Menuju Altseason
Artikal menjelaskan, struktur siklus pasar tetap konsisten dari waktu ke waktu, yakni Bitcoin memimpin rall, disusul Ethereum, lalu altcoin mulai melonjak. Meskipun konflik geopolitik seperti krisis Israel-Iran sempat memperlambat pergerakan, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak mengubah struktur siklus secara keseluruhan.
“Setiap siklus, orang bilang kali ini berbeda, tapi faktanya pola pergerakan pasar tetap sama. Altcoin belum bergerak bukan karena sudah selesai, tapi karena Bitcoin belum mencapai puncaknya,” ujarnya.
Baca Juga: 5 Aset Kripto Besar Rontok Pasca Serangan AS ke Iran, Ada Bitcoin dan XRP!
Sinyal Kuat dari Data, Volume dan Psikologi
Artikal mencatat beberapa indikator yang mendukung pendapatnya:
- Dominasi Bitcoin mulai menyentuh resistensi, seperti sebelum altseason sebelumnya.
- ETH/BTC menunjukkan penguatan awal dari zona permintaan.
- Google Trends dan aliran stablecoin mengisyaratkan akumulasi diam-diam oleh pelaku pasar.
- Minat investor ritel masih rendah, yang menurutnya justru sinyal bullish.
“Pasar biasanya mulai bergerak ketika perhatian orang mulai hilang,” kata Artikal.
Rotasi Modal dari Bitcoin ke Altcoin
Ia menekankan bahwa rotasi modal sudah mulai terjadi. Dana institusional mulai berpindah dari Bitcoin dan Ethereum ke aset dengan potensi jauh lebih tinggi seperti Solana, Ton dan Arbitrum, serta sejumlah altcoin berkapitalisasi menengah dan kecil.
“Ini fase akumulasi, bukan waktu untuk keluar karena takut. Semuanya terlihat hampir identik dengan awal 2020: sepi, tenang dan penuh peluang,” ujarnya.
Menurut Artikal, data historis menunjukkan Bitcoin biasanya mencapai puncaknya empat hingga lima bulan setelah mencetak rekor tertinggi. Karena ATH terjadi pada bulan Maret, puncaknya diperkirakan akan terjadi antara akhir Juli hingga Agustus.
“Altcoin biasanya mulai outperform sebelum Bitcoin mencapai puncak, dan itu sudah mulai sekarang diam-diam,” papar Artikal.
Pesan untuk Investor Baru
Bagi investor pemula, fase saat ini mungkin terasa membosankan atau menakutkan. Tapi menurut Artikal, justru di fase inilah fondasi keuntungan besar dibangun.
“Menunggu konfirmasi biasanya berarti membeli di puncak. Sekarang saatnya membangun portofolionya secara disiplin dan tidak emosional,” pungkas Artikal.