Blockchainmedia - BTC bergerak dinamis, prediksi harga Bitcoin menunjukkan peluang penguatan dalam waktu dekat di tengah peningkatan ketegangan di Timur Tengah. Ajaib Kripto mengungkapkan bahwa level di atas US$64 ribu adalah kunci penguatan.
Harga Bitcoin terus menunjukkan pergerakan yang dinamis di tengah ketidakpastian pasar global akibat konflik yang meningkat di wilayah Timur Tengah. Pada Rabu (2/10/2024), harga Bitcoin tercatat berada di level US$61.800, sedikit naik dari support level kritis di US$60.000. Prediksi harga untuk kuartal keempat semakin positif, meskipun pasar tetap waspada terhadap beberapa faktor risiko.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan prediksi harga Bitcoin saat ini berada dalam posisi penting secara teknikal.
Prediksi Harga Bitcoin: US$64 Ribu adalah Kunci Penguatan
"Pagi ini, Rabu (2/10/2024) pukul 10.00 WIB, BTC bergerak di level US$61.800, sedikit naik setelah sempat turun mendekati US$60.000 pada perdagangan Selasa (1/10/2024). Dari sisi teknikal, jika BTC dapat bertahan di atas support US$60.000, maka potensi kembali naik ke sekitar MA-20 di US$62.500 dan resistance US$64.000. Sementara, jika terjadi penurunan di bawah US$60.000, maka BTC berpotensi lanjut melemah ke support selanjutnya di sekitar US$57.000," ujar Panji dalam keterangan tertulis, Rabu (2/10/2024).
Level-level harga ini menjadi acuan penting bagi investor dan trader dalam menentukan strategi mereka di pasar. Support di US$60.000 menjadi batas psikologis yang signifikan, sedangkan resistance di US$64.000 dianggap sebagai target potensial jika momentum bullish terus berlanjut. Jika Bitcoin berhasil menembus level ini, peluang untuk mencapai harga lebih tinggi sangat terbuka.
Sementara itu, data historis menunjukkan bahwa Oktober cenderung menjadi periode yang positif bagi Bitcoin. Selama dekade terakhir, rata-rata kenaikan harga Bitcoin pada bulan Oktober mencapai 22,9 persen. Dengan latar belakang ini, beberapa analis memproyeksikan bahwa Bitcoin dapat mencapai level US$70.000 hingga US$75.000 dalam beberapa minggu ke depan, asalkan tidak ada gangguan besar dari sisi makroekonomi.
"Jika Bitcoin dapat melampaui resistance di US$64.000, ini akan membuka jalan menuju level lebih tinggi di kisaran US$70.000 hingga US$75.000. Namun, penurunan di bawah US$60.000 bisa membawa harga turun ke support di US$57.000, atau bahkan lebih rendah," tambah Panji.
https://blockchainmedia.id/korelasi-kripto-dan-saham-meningkat-oktober-siap-jadi-bulan-cerah/
Imbas Kondisi Global Termasuk Peningkatan Konflik di Timur Tengah
Kondisi global juga turut memengaruhi pergerakan harga Bitcoin. Pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, mengenai pemotongan suku bunga yang diperkirakan sebesar 0,25 persen hingga akhir tahun 2024 telah memicu reaksi beragam dari pasar.
Menurut Panji, jika The Fed memutuskan untuk menunda atau mengurangi agresivitas pemotongan suku bunga, pasar kripto mungkin akan mengalami perlambatan. Sebaliknya, jika pemotongan suku bunga dilakukan lebih cepat, ini bisa menjadi sentimen positif bagi aset-aset kripto, termasuk Bitcoin.
Selain itu, ketegangan di Timur Tengah juga menjadi faktor yang mempengaruhi selera risiko investor. Pada Selasa (1/10/2024), serangan rudal balistik yang diluncurkan Iran ke Israel menambah ketidakpastian di pasar global.
"Investor cenderung menarik diri dari aset berisiko, yang pada awalnya memicu penurunan harga Bitcoin ke level US$60.000. Namun, pemulihan cepat pada hari berikutnya menunjukkan bahwa Bitcoin masih memiliki dukungan kuat di kalangan investor besar," tuturnya.
Salah satu faktor yang mendukung optimisme terhadap Bitcoin adalah peningkatan inflow dari institusi ke ETF Spot Bitcoin. Pekan lalu, inflow mencapai US$1,11 miliar, naik signifikan dari US$397,20 juta di pekan sebelumnya.
"Lonjakan inflow ini menunjukkan kepercayaan yang lebih besar dari investor institusi terhadap prospek Bitcoin, terutama menjelang kuartal keempat," kata Panji.
https://blockchainmedia.id/arah-tren-bitcoin-memasuki-fase-bullish-atau-bearish/
Data ekonomi dari Amerika Serikat juga menjadi fokus para investor kripto pekan ini dalam konteks prediksi harga Bitcoin. Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data non-farm payroll (NFP) untuk bulan September pada hari Jumat, yang diperkirakan mencapai 144 ribu, naik dari 142 ribu pada bulan Agustus. Hasil dari data ini bisa memengaruhi keputusan The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya ke depan, yang pada gilirannya akan berdampak pada pasar kripto.
"Jika data NFP lebih kuat dari yang diharapkan, Fed mungkin akan mempertahankan atau memperketat kebijakan moneternya, yang bisa menahan penguatan Bitcoin. Sebaliknya, data pekerjaan yang lebih lemah dapat memperkuat spekulasi pemotongan suku bunga yang lebih agresif, memberi dukungan lebih lanjut pada Bitcoin dan Ether," jelas Panji.
Besaran Pemangkasan Suku Bunga The Fed Berikutnya
Sebelumnya kepada Bloomberg, Bos BlackRock Larry Fink juga berpendapat bahwa asumsi oleh pasar perihal pemangkasan suku bunga agresif pada FOMC berikutnya kurang rasional. Ini memberikan data tambahan terkait prediksi harga Bitcoin.
"Besaran pelonggaran yang ada dalam forward curve sangat tidak masuk akal. Saya percaya ada ruang untuk pelonggaran lebih lanjut, tetapi tidak sebanyak yang ditunjukkan oleh forward curve,” ujarnya.
Pernyataan dari Fink tersebut menyiratkan bahwa pemangkasan suku bunga yang diantisipasi oleh pasar (forward curve) tampak terlalu berlebihan. Meskipun ia mengakui bahwa ada ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa besaran pelonggaran yang diindikasikan oleh pasar saat ini tidak realistis. Dengan kata lain, pemangkasan berikutnya mungkin akan terjadi, namun tidak seagresif yang diperkirakan oleh pasar berdasarkan data forward curve.
Data terbaru dari CME FedWatch Tool per Rabu (2/10/2024) terungkap pasar banyak berharap (peluang 64,9 persen) The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada FOMC 7 November 2024 mendatang, usai "pemangkasan ultra" sebelumnya sebesar 50 bps untuk kali pertama sejak kebijakan suku bunga tinggi di 2020.
Sementara itu TradingEconomics memprakirakan pemangkasan suku bunga secara berturu-turut hingga tahun 2025 dan 2026.
"Suku bunga acuan di Amerika Serikat terakhir tercatat sebesar 5 persen. Suku bunga di Amerika Serikat diperkirakan akan mencapai 5,00 persen pada akhir kuartal ini, menurut model makro global Trading Economics dan ekspektasi analis. Dalam jangka panjang, Suku Bunga Dana Fed Amerika Serikat diproyeksikan akan berada di kisaran 3,50 persen pada tahun 2025 dan 3,00 persen pada tahun 2026, menurut model ekonometrik kami," tulis mereka.
Prediksi harga Bitcoin untuk kuartal keempat 2024 masih cenderung positif, dengan level-level kunci seperti US$60.000 dan US$64.000 yang harus diperhatikan oleh investor.
Jika sentimen pasar tetap positif dan Bitcoin berhasil melewati resistance penting, kemungkinan harga akan bergerak menuju level US$70.000 hingga US$75.000 dalam waktu dekat.
Namun, investor tetap perlu waspada terhadap volatilitas yang mungkin muncul akibat ketegangan geopolitik dan keputusan kebijakan moneter di Amerika Serikat.