Cryptoharian – Akhir pekan ini, internet ramai memperbincangkan kisah sedih tentang ‘Peanut si Tupai’, hewan peliharaan yang disita dan disuntik mati oleh pihak berwenang di New York.
Melansir dari finbold.com, kisah ini tak hanya memicu kemarahan publik soal kebijakan satwa liar, tetapi juga menciptakan reaksi tak terduga di dunia kripto dengan lahirnya koin meme bernama Peanut the Squirrel (Pnut).
Sebagai informasi, koin meme ini dibuat di platform blockchain Solana dan cepat menarik perhatian para spekulan. Dalam waktu singkat, seorang trader berhasil meraih keuntungan lebih dari satu juta dolar dalam token ini.
Bagaimana KIsah Peanut si Tupai Jadi Viral?
Peanut awalnya adalah tupai peliharaan yang terkenal di internet. Pada 30 Oktober 2024, ia disita dari rumah pemiliknya, Mark Longo di Pine City, New York bersama seekor rakun bernama Fred. Menurut Departemen Konservasi Lingkungan (DEC) New York, keduanya disuntik mati karena dianggap berisiko menularkan rabies.
Penyitaan ini dilakukan setelah adanya keluhan mengenai keamanan memelihara satwa liar, dengan melibatkan enam petugas DEC, yang dianggap terlalu berlebihan oleh banyak orang.
Longo, yang merupakan si pemilik, berupaya mempertahankan Peanut dengan mencari sertifikasi agar Peanut bisa dianggap sebagai hewan edukasi. Namun, pendekatan DEC yang dianggap terlalu keras ini menuai kritik luas di media sosial. Tokoh-tokoh terkenal seperti Elon Musk pun turut mengomentari kejadian ini.
Merespon kemarahan publik, Longo berencana menggugat pihak berwenang dan membuat penggalangan dana untuk mengenang Peanut. Dukungan masyarakat terus mengalir melalui petisi online, banyak yang mendesak perubahan kebijakan dalam menangani hewan peliharaan liar seperti Peanut.
Baca Juga: Apa Kata AI Terkait Harga Solana di Akhir Tahun?
Demam Koin Meme Peanut The Squirrel (Pnut)
Di tengah perbincangan di media sosial, para trader mata uang kripto memanfaatkan tren ini dengan membeli token baru bernama Peanut the Squirrel (Pnut). Koin meme ini mendapatkan perhatian besar dan nilai tukarnya melonjak dalam waktu singkat.
Seorang trader dengan alamat blockchain ‘GmM…9vB’ berhasil mengubah investasi US$ 44.800 dalam Pnut menjadi US$ 1,4 juta hanya dalam 2 hari. Menurut data dari DexScreener yang dilaporkan Finbold, trader ini membeli 30 juta token Pnut seharga rata-rata US$ 0,0015 per token. Sejak itu, mereka menjual 25,9 juta token dengan harga rata-rata US$ 0,054, meraih untung sekitar US$ 1,3 juta.
Saat ini, harga Pnut berada di angka US$ 0,095 dengan nilai pasar sekitar US$ 96,8 juta. Token ini sempat mencapai nilai pasar US$ 120 juta sebelum turun lagi di bawah US$ 100 juta.
Kendati demikian, meski beberapa orang meraup keuntungan besar, perdagangan koin meme seperti Pnut penuh dengan resiko. Likuiditas Pnut hanya sekitar US$ 2,3 juta, atau dua kali dari nilai yang dijual oleh trader besar tersebut.
Dalam pasar dengan likuiditas serendah, biasanya transaksi besar bisa membuat harga turun drastis. Hal ini akan membuatsulit bagi trader untuk mencairkan keuntungan mereka, tanpa mengakibatkan penurunan harga.