Blockchainmedia - Tak terasa, sudah dua tahun berlalu sejak peluncuran token kripto besutan selebriti tanah air papan atas, Anang Hermansyah, yang disebut ASIX.
Sekadar pengingat, token ASIX diluncurkan pada 26 April 2022, saat pasar kripto mulai beralih ke fase bearish kuat dan telah membentuk puncak tertinggi sepanjang masa (ATH) baru di akhir 2021.
Token ASIX diluncurkan di tengah hype seputar metaverse yang sangat digandrungi, di mana token ini hadir untuk mendukung proyek berbasis blockchain di dalam ekosistem ASIX, seperti permainan play-to-earn, NFT dan aplikasi metaverse, yang nantinya akan tersedia di situs resminya, Asixplus.io.
ASIX juga sempat ramai dibicarakan karena beberapa kolaborasi selebriti lain dan target pengembangannya yang ambisius, seperti masuknya ke platform lokal maupun global.
Lalu, bagaimana nasib token dan proyeknya kini? Apakah sudah dekat dengan yang diharapkan, atau justru sudah ditinggalkan?
Nasib Proyek ASIX Kini
Pertama, mari kita jelajahi proyek dari token ASIX, yang niatannya akan menghadirkan ruang untuk musik, pasar NFT, ASIX Earn, Nusantara Verse dan token ASIX Plus (ASIX+).
Saat kami memeriksa situs resminya, semua fitur di dalamnya masih belum tersedia dan masih sama seperti tampilan di awal peluncurannya.
Seperti gambar di atas, Nusantara Verse yang digadang jadi andalan proyek pun masih belum dirilis, masih menampilkan status coming soon. Dapat diartikan, proyek ini masih belum ada perkembangan, atau mungkin sudah ditinggalkan.
Status yang sama pun muncul di fitur lainnya, sehingga telah memicu kekecewaan besar para investor dan pendukungnya.
Di sosial media, update terbaru mereka pun hanya sampai di tahun 2023 dengan pengumuman hadirnya pasar NFT, namun ini tidak mendapatkan tanggapan yang positif dari para pengguna karena proyek yang benar-benar mangkrak, tidak terurus.
Token ASIX Sekarang Diharga Berapa?
Jika kamu berharap token ASIX kini sudah maju dan bersiap melesat bersama bull run terbaru, mungkin kamu harus siap-siap kecewa.
Berdasarkan grafik di atas, harga token ini secara keseluruhan teguh melesat ke bawah, dengan tidak adanya pola atau struktur yang menyiratkan akan adanya pola pemulihan.
Selain persaingan yang ketat antar altcoin, token ASIX, yang ticker-nya adalah ASIX+, tidak mendapat dukungan kuat dari komunitasnya sendiri dan proyek yang ada dalam ekosistemnya.
Seperti yang banyak orang ketahui, komunitas memainkan peran penting dalam nyawa sebuah token untuk tetap bertahan, bertumbuh dan bersaing dengan token lainnya di sektor yang sama.
Di metaverse, yang juga memiliki ratusan token pesaing, menurut penulis token ASIX tentu tidaklah menonjol untuk dapat bangkit dari keterpurukan yang dideritanya hingga detik ini.
Komunitas yang kecewa dapat menjadi tanda bahaya untuk calon investor yang ingin masuk, yang sudah jelas dapat memperkecil peluang untuk bangkit, bahkan mengembalikan modal dari investor yang sudah lebih dulu nyebur ke proyek dan token ini.
Dijegal Bappebti
Dan tak hanya itu, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa token ASIX saat ini masih dilarang diperdagangkan di Indonesia.
Larangan ini dikarenakan ASIX belum termasuk dalam daftar 229 aset kripto yang diizinkan untuk diperdagangkan di Indonesia berdasarkan Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020.
Anang Hermansyah pun saat itu mengungkapkan bahwa ia dan tim masih dalam upaya untuk melegalkan ASIX di Indonesia sehingga bisa diperdagangkan di 13 bursa yang resmi diakui Bappebti.
Jika Anang Hermansyah dan tim proyek ASIX ke depannya dapat menyelesaikan semua masalah di atas, bukan tidak mungkin investor akan kembali percaya dan komunitas kembali bergairah.
Namun, tanpa itu semua, token lain mungkin akan lebih menarik dan token ASIX akan tetap tertinggal. Mari kita saksikan.