Cryptoharian – Selama beberapa minggu terakhir, pasar kripto berada dalam kondisi stagnan, dengan harga yang naik turun dalam rentang sempit. Bitcoin (BTC), yang merupakan pusat perhatian dari para investor, terus bertahan di kisaran angka US$ 60.000. Tidak jarang juga koin ini terpeleset di bawah US$ 60.000, sebelum mengalami kenaikan lagi.
Hingga Selasa (3/9/2024), harga Bitcoin telah menyentuh angka US$ 57.500. Tentunya keadaan ini membuat banyak investor dan trader merasa cemas, terutama saat memasuki bulan September yang penuh dengan agenda penting. Beberapa agenda tersebut antara lain yakni rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI), Indeks Harga Produsen (PPI) serta pertemuan The Fed yang akan memutuskan suku bunga.
Melansir dari crypto.news, data CPI dan PPI di Amerika Serikat yang akan dirilis pada 11 dan 12 September merupakan agenda krusial, untuk The Fed menentukan langkah penetapan suku bunga. Pada bulan Juli, inflasi tercatat di 2,9 persen, turun dari 3 persen dari bulan sebelumnya. Jika data CPI bulan Agustus menunjukkan inflasi yang lebih rendah lagi, ini bisa mendorong The Fed untuk melonggarkan kebijakan suku bunga.
Selain itu, data PPI yang keluar sehari setelahnya akan memberikan gambaran tentang tekanan inflasi di tingkat produsen. Data bulan Juli menunjukkan penurunan yang cukup besar, dengan PPI tahunan turun menjadi 2,2 persen di bawah 2,7 persen pada bulan Juni.
Tidak kalah penting juga agenda debat Presiden AS yang dijadwalkan pada tanggal 10 September mendatang. Mantan presiden Donald Trump yang dulu pernah mengkritik Bitcoin, kini secara terang-terangan mendukung mata uang kripto.
Baca Juga: Kenapa Harga Bitcoin Turun ke US$56.300 Hari Ini?
Ia juga berjanji akan men-deregulasi industri kripto, memecat ketua SEC Gary Gensler dan mendukung penambang Bitcoin di AS.
Di sisi lain, Wakil Presiden Kamala Harris belum banyak bicara mengenai kebijakan aset kripto, meskipun tim kampanye-nya baru-baru ini menyebut bahwa dia mendukung teknologi baru seperti kripto.
Bagaimana Pandangan Analis?
Para analis kripto masih berbeda pendapat tentang masa depan Bitcoin. Beberapa tanda menunjukkan bahwa ada kemungkinan pasar akan bangkit kembali. Seperti yang dibeberkan oleh platform analitik kripto Santiment, yang menunjukkan bahwa semakin banyak trader yang pesimis, maka hal ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar akan berbalik naik.
Selain itu, data dari Binance menunjukkan bahwa lebih dari 51 trader Bitcoin memiliki posisi beli, yang artinya ada sedikit optimisme di kalangan trader.
Salah satu analis papan atas bernama Michael van de Poppe, menyatakan bahwa Bitcoin kemungkinan bakal mengalami lagi penurunan lebih lanjut sebelum kembali naik.
“Pasar sedang mengalami koreksi. Likuiditas telah terserap, tapi belum memberikan pantulan harga yang kita harapkan,” ungkap Poppe.
Dengan harga yang berkisara di angka US$ 55.000, Poppe memprediksi ada kemungkinan harga akan turun lebih jauh. Penurunan ini ia targetkan pada level US$ 53.000, atau bahkan US$ 49.000.
“Ini pun masih awal September,” pungkas Poppe.