Oleh Arry Raymond
Investing.com - Anjloknya harga minyak global dalam sebulan terakhir memicu pertanyaan mengapa harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia masih normal, padahal sejumlah negara telah mengurangi harga jualnya, seperti yang terjadi di Malaysia.
Terlebih pada hari Selasa, untuk kontrak berjangka West Texas Intermediate (WTI/USD), harga minyak mentah sudah berada di bawah nol atau minus $37,63 per barel, walaupun disisi lain untuk perdagangan spot masih dikisaran $20.
Namun sebagai perbandingan dengan harga di Malaysia, dikutip dari The Star, yang dirubah sepekan sekali berdasarkan keputusan Kementerian Keuangan.
Berikut harga BBM per liter di Malaysia
~ RON 97: RM 1,55 atau Rp 5.507
~ RON 95: RM 1,25 atau Rp 4.441
~ Diesel: RM 1,43 atau Rp 5.080
(kurs Rp 3.553)
Sedangkan harga BBM yang dijual di SPBU Pertamina
~ Pertalite (RON 90) Rp 7.650
~ Pertamax (RON 92) Rp 9.000
~ Pertamax Turbo (RON 98) Rp 9.850
~ Dexlite Rp 9.500
~ Pertamina Dex Rp 10.200
Pertanyaan yang kemudian timbul, apa yang menjadi penyebab bedanya harga di kedua negara.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu dalam keterangan tertulis yang dirilis Selasa (21/04) menyatakan hal itu disebabkan adanya keputusan Menteri ESDM tentang Formula Harga dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan/atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Menurut Said Didu, harga BBM di Indonesia didasarkan pada harga rata-rata produk kilang minyak di Singapura (MOPS - Mean Oil Platts Singapore) dan hanya dapat ditinjau setiap dua bulan, yaitu setiap tanggal 24 pada bulan genap.
"Berdasarkan Kepmen itu maka harga BBM di Indonesia tidak lagi terkait dengan penurunan harga minyak mentah dunia, tetapi tergantung harga minyak hasil kilang Singapura,"
Namun Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa harga minyak mentah yang turun sampai minus $37 itu adalah West Texas Intermediate, sementara Indonesia menggunakan acuan Mean of Platts Singapore (MOPS) yang berbasiskan minyak XBR/USD, dalam keterangan persnya.
Sampai hari Selasa, harga minyak mentah Brent masih stabil dikisaran $22.
Sementara Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan alasan harga BBM tidak turun karena sebagai BUMN Pertamina tak mungkin menghentikan operasi kilang dan produksi di hulu serta ada kewajiban harus memprioritaskan penyerapan produksi dalam negeri.
"Kita prioritaskan crude dalam negeri yang secara overall memang lebih mahal," ungkap Nicke.