Investing.com - Meski harga timah dunia di pasar spot secara year to date tercatat turun 11,3% sepanjang semester I-2019, yang berdampak pada kinerja PT Timah Tbk . (TINS (JK:TINS)) yang lumayan positif karena membukukan pendapatan senilai Rp 9.65 triliun atau 120,54 persen YoY dari sebelumnya Rp 4,38 triliun.
Kenaikan itu dipicu peningkatan penjualan dua produk yakni logam timah dan tin solder, yang hampir 98 persen untuk pasar ekspor, membukukan penjualan Rp 8,9 triliun atau naik 127,72 persen, serta pemasukan dari bisnis jasa galangan kapal senilai Rp 287,70 miliar, yang terlihat dari laporan keuangan perseroan yang dipublikasi awal pekan ini.
Sementara beban pokok pendapatan PT Timah juga meningkat dari Rp3,7 triliun pada semester I-2018 menjadi Rp8,83 triliun pada semester I-2019, akibatnya laba kotor yang dibukukan tumbuh 21,14 persen dari Rp674,84 miliar menjadi Rp817,52 miliar.
Kenaikan beban pokok pendapatan disebabkan meningkatnya biaya bahan baku bijih timah dan jasa pihak ketiga yang masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 260,61% YoY dan 842,1% YoY, yang berakibat pertumbuhan laba kotor senilai 21,14% YoY menjadi Rp 817,53 miliar.
Sedangkan untuk laba periode berjalan tercatat sebesar Rp205,37 miliar, naik 20,7 persen dari Rp170,14 miliar dari periode yang sama tahun lalu.
Per 30 Juni 2019, PT Timah Tbk memiliki total aset Rp20,65 triliun. Adapun total liabilitas dan ekuitasnya masing-masing Rp14,18 triliun dan Rp6,46 triliun. (AR)