
Silakan coba pencarian lain
Oleh Ambar Warrick
Investing.com - Harga minyak naik tipis pada hari Jumat dan akan mengakhiri minggu ini dengan flat di tengah kehati-hatian atas pertemuan panel OPEC+ yang akan datang, serta isyarat lanjutan mengenai kesehatan ekonomi AS dari angka pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve.
Para menteri dari Aljazair, Kuwait, Venezuela, Rusia, dan Oman akan bertemu secara virtual minggu depan sebagai bagian dari sebuah panel yang disebut Komite Pemantauan Bersama Menteri (JMMC). Panel ini dapat meminta pertemuan penuh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) dan juga dapat memutuskan produksi minyak mentah dari para anggota panel.
Tetapi Reuters baru ini melaporkan bahwa panel tersebut mungkin tidak mengubah tingkat produksi, mengingat harga minyak mentah pulih dengan tajam pada awal tahun 2023, dan permintaan diperkirakan akan melonjak seiring dengan pulihnya ekonomi China.
Harga minyak Brent naik 0,33% di $87,76 per barel, dan harga minyak WTI naik 0,36% di $81,30 per barel pukul 10.12 WIB. Kedua kontrak naik tajam pada hari Kamis setelah Data PDB AS lebih baik dari perkiraan, tetapi akan mengakhiri minggu ini sebagian besar tidak berubah.
Pasar mengamati potensi perubahan dalam produksi JMMC, terutama karena Rusia menghadapi pembatasan harga AS dan Eropa atas ekspor bahan bakarnya. Namun Moskow sejauh ini mempertahankan produksi tetap stabil, di mana China dan India tetap menjadi pembeli utama bahan bakar tersebut.
Fokus minggu depan juga tertuju rapat pertama Federal Reserve AS untuk tahun 2023, dengan mayoritas trader memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga relatif lebih kecil 25 basis poin.
Perlambatan atau potensi penghentian rencana kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan akan berdampak positif bagi harga minyak mentah, pasalnya hal ini akan menyebabkan pelemahan dolar dan mengurangi tekanan pada ekonomi terbesar di dunia.
Laporan data inflasi konsumsi pribadi/PCE- pengukur inflasi pilihan the Fed - akan dirilis pada hari Jumat, dan diharapkan dapat memberikan lebih banyak penjelasan mengenai jalur inflasi dan kebijakan moneter.
Harga minyak menguat dalam beberapa minggu terakhir di tengah harapan bahwa pemulihan ekonomi China akan meningkatkan permintaan. Negara yang sedang menjalani masa libur Tahun Baru Imlek selama seminggu, melonggarkan sebagian besar pembatasan anti-COVID pada awal tahun ini, dan diperkirakan akan mendorong permintaan minyak ke rekor tertinggi tahun ini.
Namun, karena China masih menghadapi penyebaran wabah COVID-19 terburuk, pasar tetap tidak yakin mengenai waktu pemulihan tersebut.
Update komoditas hingga Sabtu, nikel jatuh 1,5% pada Sabtu, timah anjlok 4,41% di ICE London pada penutupan Jumat, dan tembaga jatuh 1%. Sedangkan, karet turun 0,41% di Singapura, batubara Newcastle ICE London berada di 265,00 hingga Jumat, kakao AS turun 0,34%. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.037,00 dan gas alam jatuh 5,6% ditutup Jumat.
Dari mata uang pada Senin (30/01), USD/JPY turun 0,23%, GBP/JPY turun 0,21%, GBPUSD naik 0,02%, EURUSD naik 0,07%, dan AUD/USD turun 0,11%. Kripto bitcoin turun 2,33% pukul 11.37 WIB BTC/USD dan ethereum naik 2,55% (ETH/USD). Lainnya, ETC/USD naik 3,41%.
Di Indonesia, IHSG turun tipis 0,61% pukul 11.28 WIB dan rupiah naik 0,04% di 14.973,5 per dolar AS.
Anda yakin ingin memblokir %USER_NAME%?
Jika ya, Anda dan %USER_NAME% tidak akan dapat melihat posting satu sama lain di Investing.com.
%USER_NAME% berhasil dimasukkan ke Daftar Blokir Anda
Karena Anda baru saja membatalkan blokir pengguna ini, Anda harus menunggu 48 jam sebelum kembali memblokir.
Menurut saya, komentar ini:
Terima Kasih!
Laporan Anda telah terkirim untuk ditinjau oleh moderator kami
Tambahkan Komentar
Kami mendorong Anda untuk menggunakan fitur komentar guna berinteraksi dengan pengguna lain, berbagi perspektif, dan saling bertanya antara penulis dan yang lainnya. Namun demikian, mohon perhatikan beberapa kriteria berikut demi menjaga interaksi berkualitas tinggi yang kita hargai dan harapkan:
Pelaku spam atau pelanggaran akan dikeluarkan dari situs dan dilarang melakukan registrasi kembali atas kebijaksanaan Investing.com sendiri.