
Silakan coba pencarian lain
Oleh Ambar Warrick
Investing.com - Harga minyak naik pada hari Senin pasca komentar optimis tentang pemulihan permintaan China dari Badan Energi Internasional (IEA), meskipun pasar masih mengalami penurunan mingguan yang curam karena kekhawatiran akan kebijakan moneter AS yang lebih ketat.
Kepala IEA Fatih Birol menekankan seruan badan tersebut bahwa China akan mendorong permintaan minyak mentah global ke rekor tertinggi tahun ini, dan mengatakan bahwa sudah ada indikasi awal bahwa negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini mulai pulih.
Komentarnya muncul bahkan ketika data PMI dari minggu lalu memberikan gambaran yang agak beragam mengenai negara tersebut. Meskipun aktivitas telah pulih karena pencabutan langkah-langkah anti-COVID, beberapa aspek ekonomi - terutama sektor manufaktur- masih berjuang dari meningkatnya kasus COVID-19.
Minyak Brent naik 0,5% di $80,23 per barel, sementara minyak WTI naik 0,3% di $73,64 per barel pukul 08.48 WIB. Kedua kontrak tersebut masing-masing jatuh 2,7% dan 3,7% pada hari Jumat.
Pasar minyak anjlok lebih dari 7% dalam seminggu terakhir, dengan sebagian besar kerugian terjadi pada hari Jumat setelah data tenaga kerja menunjukkan nonfarm payroll AS tanpa diduga tumbuh pada bulan Januari. Angka tersebut menopang penguatan dolar dan meningkatkan spekulasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, yang dapat membebani ekonomi dan mengurangi permintaan minyak mentah.
Fokus minggu ini yakni serangkaian pidato dari para anggota the Fed, dimulai dengan Ketua Jerome Powell pada hari Selasa.
Harga minyak telah jatuh dalam beberapa minggu terakhir di tengah kekhawatiran akan potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini, yang dapat mengurangi permintaan. Kenaikan suku bunga di seluruh dunia juga semakin memperkuat pemikiran ini.
Rebound dolar sangat menghambat sentimen pasar minyak mentah, karena hal ini membuat minyak menjadi lebih mahal bagi para pembeli internasional.
Sementara karet turun 0,78% pada Jumat di Singapura, batubara Newcastle ICE London di 245,00 hingga Kamis minggu lalu, kakao AS turun 0,85% pada Sabtu. Sedangkan kopi robusta di London berada di 2.032,00 dan gas alam naik 0,62% pukul 14.55 WIB.
Pasar kini tengah menunggu tanda-tanda pemulihan ekonomi di China, dimulai dengan rilis inflasi untuk bulan Januari yang akan hadir minggu ini.
Namun optimisme atas pemulihan ekonomi China agak tumpul oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini, setelah Amerika Serikat (AS) menembak jatuh balon udara yang dicurigai sebagai mata-mata China di lepas pantai South Carolina akhir pekan ini. China mengutuk serangan tersebut.
Keputusan OPEC+ mempertahankan produksi juga membebani harga minyak mentah minggu lalu, bahkan ketika keompok ini menyatakan optimisme atas pemulihan permintaan di China.
Peningkatan besar cadangan minyak mentah AS tak diduga juga menyiratkan potensi kelebihan pasokan jangka pendek di konsumen minyak terbesar di dunia itu, yang diperkirakan akan membuat harga minyak tetap rendah.
Komoditas lainnya, nikel jatuh 4% hingga hari Sabtu lalu, timah jatuh 3,4% di ICE London pada penutupan Jumat, dan tembaga naik 0,04% pukul 14.52 WIB.
Anda yakin ingin memblokir %USER_NAME%?
Jika ya, Anda dan %USER_NAME% tidak akan dapat melihat posting satu sama lain di Investing.com.
%USER_NAME% berhasil dimasukkan ke Daftar Blokir Anda
Karena Anda baru saja membatalkan blokir pengguna ini, Anda harus menunggu 48 jam sebelum kembali memblokir.
Menurut saya, komentar ini:
Terima Kasih!
Laporan Anda telah terkirim untuk ditinjau oleh moderator kami
Tambahkan Komentar
Kami mendorong Anda untuk menggunakan fitur komentar guna berinteraksi dengan pengguna lain, berbagi perspektif, dan saling bertanya antara penulis dan yang lainnya. Namun demikian, mohon perhatikan beberapa kriteria berikut demi menjaga interaksi berkualitas tinggi yang kita hargai dan harapkan:
Pelaku spam atau pelanggaran akan dikeluarkan dari situs dan dilarang melakukan registrasi kembali atas kebijaksanaan Investing.com sendiri.