Harga emas stabil pada perdagangan Asia hari Rabu setelah mencatat rekor tertinggi minggu ini. Prospek penurunan suku bunga AS yang menekan dolar mendukung aliran investasi ke logam kuning.
Harga emas spot naik 0,1% menjadi $2.515,44 per ons, sementara kontrak berjangka emas Desember juga naik 0,1% menjadi $2.553,35 per ons pada pukul 11:51 WIB. Harga spot mencapai rekor tertinggi $2.531,72 per ons pada hari Selasa.
XAU/USD- Investing.com
Dampak Ekspektasi Penurunan Suku Bunga
Harga emas dan logam mulia lainnya mendapatkan dukungan utama dari ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memulai pemangkasan suku bunga pada bulan September. Data dari CME FedWatch menunjukkan trader terpecah antara pemangkasan 25 atau 50 basis poin. Pasar memperkirakan kemungkinan 69,5% pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan kebijakan Fed September, dengan kemungkinan 30,5% untuk pemangkasan 50 bps, menurut alat FedWatch CME Group.
Fokus minggu ini tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole pada hari Jumat. Powell diharapkan untuk menegaskan sikap dovish Fed, tetapi tidak diharapkan memberikan ramalan eksplisit mengenai pemangkasan suku bunga. Risalah pertemuan Fed bulan Juli juga akan dirilis hari ini, setelah bank sentral menunjukkan nada dovish.
Penurunan suku bunga diharapkan menguntungkan harga emas karena mengurangi biaya kesempatan berinvestasi pada aset non-yielding. Kelemahan dolar baru-baru ini juga berperan sebagai pendorong utama harga logam, dengan mayoritas pembelian difokuskan pada emas.
Tembaga Menguat di Tengah Permintaan China
Di sektor logam industri, harga tembaga sedikit naik pada hari Rabu. Harga futures tembaga benchmark di London Metal Exchange naik 0,4% menjadi $9.222,50 per ton, sementara futures tembaga satu bulan naik 0,2% menjadi $2.554,10 per pon.
Data awal pekan ini menunjukkan ekspor tembaga Tiongkok turun pada Juli, sementara pembeli domestik memanfaatkan kelemahan harga tembaga. Meski ada perbaikan dalam permintaan tembaga di Tiongkok, kelemahan ekonomi yang persisten membatasi kenaikan harga tembaga, mengingat tantangan pemulihan pasca-COVID.
Sentimen Risiko dan Dolar AS
Aliran risiko berlanjut di Asia pada hari Rabu, dengan indeks regional turun tajam. Penurunan tajam saham teknologi Tiongkok, termasuk JD.com Inc. yang merosot 12%, memimpin penurunan di pasar saham Asia. Kekhawatiran terhadap pasar properti dan pertumbuhan China juga membebani pasar.
Dolar AS tidak mampu memanfaatkan aversi risiko, menjaga harga emas tetap tinggi dalam denominasi dolar. Ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed pada bulan September dan risiko geopolitik di Timur Tengah juga menopang harga emas mendekati level tertinggi sepanjang masa.