Harga emas pada sesi perdagangan Asia pagi ini bergerak stabil di kisaran $2.510 pada 07.24 WIB, setelah sebelumnya turun dari level $2.525. Penurunan ini terjadi karena Dolar AS yang pulih dari posisi terendah dalam 13 bulan terakhir. Para trader saat ini menanti rilis data ekonomi penting yang diharapkan dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve.
XAU/USD, Investing.com
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, baru-baru ini mengisyaratkan kekhawatiran bank sentral terhadap melemahnya pasar tenaga kerja di Amerika Serikat. Powell menyebutkan bahwa Fed siap menyesuaikan kebijakan moneternya, dengan fokus pada risiko yang terkait dengan inflasi yang masih tinggi dan ketenagakerjaan yang belum stabil. Ia juga menambahkan bahwa ada peluang untuk menurunkan suku bunga karena keyakinan bahwa inflasi sedang bergerak menuju target 2% Fed. Pernyataan Powell ini memicu spekulasi bahwa data pasar tenaga kerja yang akan dirilis dalam waktu dekat akan menjadi sangat penting dalam menentukan kecepatan dan besaran penurunan suku bunga yang akan datang.
Harga emas diperkirakan akan terus naik setelah pidato Powell di simposium Jackson Hole. Di tengah meningkatnya keyakinan bahwa inflasi menuju target Fed, perhatian pasar sekarang tertuju pada data ekonomi yang akan dirilis akhir pekan ini, termasuk laporan pengangguran mingguan dan inflasi. Data ini dianggap krusial untuk menilai apakah Fed akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan September mendatang.
Menurut data dari World Gold Council, harga emas juga didukung oleh peningkatan arus masuk bersih sebesar 8 metrik ton (senilai $403 juta) pada minggu lalu, yang dipimpin oleh dana-dana di Amerika Utara. Selain itu, impor emas bersih China meningkat 17% pada Juli, menandai kenaikan pertama sejak Maret lalu.
Meskipun kalender ekonomi AS relatif sepi pada hari Rabu kemarin, pasar akan menghadapi serangkaian rilis data penting pada Kamis dan Jumat. Pada hari Kamis, estimasi kedua untuk Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal kedua diperkirakan akan menunjukkan bahwa ekonomi AS terus tumbuh di atas tren. Di hari yang sama, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis klaim pengangguran awal untuk minggu yang berakhir pada 24 Agustus.
Sementara itu, pada hari Jumat, indeks harga PCE inti yang menjadi ukuran inflasi pilihan Fed diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 0,1%, sesuai dengan konsensus pasar. Data ini akan menjadi indikator penting untuk menilai langkah kebijakan moneter berikutnya dari Fed.
Kontrak suku bunga Fed funds untuk Desember 2024 di Chicago Board of Trade (CBOT) menunjukkan bahwa investor kini memperkirakan adanya pelonggaran kebijakan moneter sebesar 100 basis poin tahun ini, meningkat dari perkiraan 97 basis poin pada awal pekan. Ini mengindikasikan bahwa trader menilai kemungkinan adanya penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan Fed di bulan September, meskipun probabilitasnya saat ini berada di angka 36,5% menurut CME FedWatch Tool.
Jika data ekonomi AS terus menunjukkan kelemahan, tren kenaikan harga emas diperkirakan akan berlanjut, memperkuat spekulasi mengenai kemungkinan pemotongan suku bunga yang lebih besar oleh Fed. Laporan Nonfarm Payrolls untuk bulan Agustus yang akan dirilis minggu depan juga diprediksi menjadi faktor penentu besar kecilnya pemotongan suku bunga Fed pada pertemuan mendatang.