Harga emas (XAU/USD) mencatat penurunan, diperdagangkan di kisaran negatif untuk hari keempat berturut-turut dan kini berada di level $2.640 pada sesi awal Asia, Senin (7/10). Penguatan Dolar AS (USD) setelah laporan Nonfarm Payrolls (NFP) yang positif pada hari Jumat memberikan tekanan jual pada logam mulia ini.
Menurut laporan dari Bureau of Labor Statistics pada Jumat lalu, NFP di Amerika Serikat naik sebesar 254.000 pada bulan September, melampaui angka revisi bulan Agustus sebesar 159.000 dan ekspektasi pasar sebesar 140.000. Tingkat Pengangguran juga turun menjadi 4,1% di bulan September, dari 2,4% di bulan Agustus. Laporan yang menggembirakan ini meredam harapan bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan melakukan pemotongan suku bunga yang lebih dalam, sehingga mengangkat nilai Greenback dan menekan harga emas yang didenominasikan dalam USD.
Presiden Bank Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, mengatakan pada hari Jumat bahwa data ketenagakerjaan terbaru ini "sangat baik" dan menyatakan bahwa laporan tambahan serupa akan meningkatkan keyakinannya bahwa ekonomi AS telah mencapai tingkat ketenagakerjaan penuh dengan inflasi yang rendah.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah dapat menjadi faktor penopang bagi harga emas, yang merupakan aset safe-haven tradisional. Israel melakukan serangan terhadap target Hizbullah di Lebanon dan Jalur Gaza pada hari Minggu menjelang peringatan satu tahun serangan 7 Oktober yang memicu konflik. Menteri Pertahanan Israel menyatakan kesiapan untuk membalas Iran.