Harga emas mulai stabil dekat level tertinggi sepanjang masa (ATH) setelah kenaikan tajam di akhir pekan lalu dan volatilitas pada Senin (16/9) siang. Tren keseluruhan tetap bullish, dan prospek pergerakan harga emas sangat bergantung pada hasil pertemuan Federal Reserve (Fed) yang akan diadakan pada hari Rabu mendatang.
XAU/USD, Investing.com
Meskipun indikator RSI menunjukkan bahwa emas berada di zona jenuh beli, tren kenaikannya masih kuat di semua kerangka waktu. Pada hari Senin, emas (XAU/USD) diperdagangkan di kisaran $2.580, sedikit di bawah rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di $2.589 yang sempat disentuh sebelumnya. Setelah reli kuat pada hari Kamis dan Jumat, emas kini mendatar, meskipun tren jangka panjangnya tetap bullish.
Katalis Awal untuk Kenaikan Harga Emas
Pemicu awal reli emas ke level tertinggi ini adalah data inflasi harga produsen AS untuk bulan Agustus, yang menunjukkan kelembutan yang tak terduga pada angka utama. Data ini mencerminkan tekanan harga di tingkat produsen yang lebih rendah, yang memicu spekulasi tentang pemangkasan suku bunga lebih besar oleh Fed.
Spekulasi ini semakin menguat setelah dua artikel dari The Wall Street Journal (WSJ) dan Financial Times (FT) yang menghidupkan kembali argumen bahwa Fed kemungkinan akan melakukan pemotongan suku bunga yang lebih agresif yaitu sebesar 0,50% pada pertemuan mereka.
Kenaikan Harga Emas Didukung oleh Ekspektasi Pemangkasan 0,50% oleh Fed
Emas melonjak di akhir pekan lalu seiring meningkatnya ekspektasi bahwa Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 0,50% pada pertemuan 17-18 September. Ekspektasi penurunan suku bunga membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil bunga, menjadi lebih menarik bagi para investor.
Pada sesi perdagangan Eropa hari Senin, peluang Fed melakukan pemotongan suku bunga sebesar 0,50% meningkat tajam menjadi 59% (dari sekitar 15% di pertengahan pekan sebelumnya), dengan pemotongan 0,25% sudah sepenuhnya diantisipasi, menurut alat CME FedWatch.