Emas Kembali Naik tapi Sepekan Nyaris Turun 2%, Imbas Berlanjutnya Dampak Kebijakan Fed

© Reuters

Oleh Gina Lee

Investing.com - Harga emas naik pada Jumat (28/01) pagi di Asia tetapi pergerakannya tetap kecil dan logam kuning menuju penurunan mingguan terbesar sejak November 2021. Investor terus mencerna keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve AS yang mendorong dolar AS ke level tertinggi multi bulan.

Harga emas berjangka naik 0,27% menjadi $1.797,90/oz pada pukul 11.06 WIB menurut data Investing.com. Namun, emas masih turun di bawah $1.800 dan turun sekitar 1,8% untuk minggu ini, penurunan terburuk sejak 26 November.

Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun tipis 0,09% di 97,150 pada hari Jumat tetapi diperdagangkan mendekati level tertinggi sejak Juli 2020.

Efek riak dari perubahan hawkish Fed dalam keputusan kebijakan terbaru, yang diterbitkan pada Rabu setempat, berlanjut. Dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang sangat tinggi, pasar sekarang memperkirakan lima hingga enam kenaikan dari The Fed pada tahun 2022.

Sentimen investor juga didukung oleh data AS yang menunjukkan PDB tumbuh lebih baik dari perkiraan sebesar 6,9% kuartal ke kuartal pada kuartal IV tahun 2021.

Bank sentral lain yang memberikan keputusan kebijakannya pada minggu depan yakni termasuk Bank of England, European Central Bank, dan Reserve Bank of Australia.

Namun, jajak pendapat Reuters mengingatkan bahwa emas diperkirakan akan bergerak turun pada 2022 dan 2023 karena bank sentral menaikkan suku bunga, mengangkat imbal hasil obligasi dan menumpulkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Di sisi penawaran, data bea cukai Swiss menunjukkan ekspor emas negara itu pada tahun 2021 naik ke level tertinggi sejak 2018. Hal ini didukung oleh permintaan di China dan India, dua pasar konsumen terbesar yang baru pulih dari dampak COVID-19.

Di logam mulia lainnya, perak naik 0,38%. Platinum naik tipis 0,49% dan palladium turun 0,11% pukul 11.12 WIB.