IMF Menurunkan Target Pertumbuhan Ekonomi RI di 2021. Langkah IMF (International Monetary Fund) yang merevisi kebawah target pertumbuhan ekonomi negara berkembang, dan terutama Indonesia, ditanggapi negatif oleh pelaku pasar domestik. IMF dalam laporan World Economic Outlook (WEO) menurunkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2021 menjadi hanya +3.9% YoY dari proyeksi sebelumnya +4.3% YoY. Sementara untuk tahun 2022 tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sebesar +5.9% YoY.
Bukan hanya Indonesia, IMF juga menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi negara berkembang menjadi +6.3% YoY sementara untuk negara maju justru dinaikan menjadi +5.6% YoY. Menanggapi revisi yang dilakukan IMF tersebut, Kementerian Keuangan menyatakan langkah IMF tersebut terkait peningkatan kasus penyebaran Covid-19 dalam dua bulan terakhir sehingga Pemerintah terpaksa melakukan pembatasan aktivitas dalam bentuk penerapan PPKM Darurat. Meski demikian, Kementerian Keuangan menilai revisi tersebut masih dalam koridor proyeksi Kementerian Keuangan yang memperkirakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 berada pada kisaran +3.7% YoY hingga +4.5% YoY.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (28/7) kemarin terkoreksi tipis - 0.14% dan ditutup di level 6,089. Sektor yang mencatatkan koreksi terbesar adalah IDXINFRA (- 1.48%), IDXTRANS (-0.88%) dan IDXINDUST (-0.74%). Investor asing membukukan posisi net sell senilai IDR 329.63 miliar dengan saham yang banyak dilepas adalah BBCA (JK:BBCA) (IDR -185.30 miliar), BFIN (JK:BFIN) (IDR -74.40 miliar) dan TOWR (JK:TOWR).
IHSG Fluktuatif, Cenderung Melemah Terbatas (6,045—6,130). IHSG kembali ditutup melemah pada perdagangan kemarin melanjutkan pelemahan yang terjadi sebelumnya. Indeks berpotensi kembali bergerak melemah setelah belum mampu melewati resistance level 6,130, di mana berpotensi menuju support level 6,045 hingga 6,000. Stochastic berada pada kecenderungan melemah. Namun jika berbalik menguat berpeluang menguji kembali 6,130. Hari ini diperkirakan indeks kembali bergerak fluktuatif cenderung melemah terbatas.