Dalam beberapa tahun terakhir, peran Federal Reserve (The Fed) semakin diperluas, melampaui tugas utamanya sebagai pemberi pinjaman terakhir di tengah ketidakstabilan ekonomi. Tantangan ini diprediksi akan meningkat seiring dengan janji-janji kampanye kandidat presiden AS yang berpotensi memperbesar defisit anggaran hingga triliunan dolar.
Pada akhir kuartal ketiga tahun ini, tekanan di pasar Treasury AS menimbulkan penarikan sebesar $2,6 miliar dari fasilitas pendanaan cadangan atau Standing Repo Facility (SRF) yang didirikan oleh The Fed pada tahun 2021. Fasilitas ini bertujuan membantu menjaga kestabilan pasar keuangan dengan menyediakan likuiditas bagi lembaga keuangan yang membutuhkan, sehingga lonjakan suku bunga jangka pendek yang berpotensi mengganggu stabilitas keuangan dapat dihindari.
Namun, menurut beberapa pakar dan sumber perbankan yang enggan disebutkan namanya, tidak ada masalah likuiditas signifikan yang terjadi pada hari itu. Penarikan dana ini justru dinilai menyoroti masalah struktural yang lebih mendalam. Saat ini, nilai pasar Treasury mencapai sekitar $28 triliun, dan semakin besar, namun bank tidak lagi memiliki kapasitas atau insentif untuk memfasilitasi transaksi di pasar ini akibat aturan pasca-krisis 2008 yang membatasi aktivitas perbankan untuk mencegah risiko keuangan yang berlebihan.
Dalam jangka panjang, masalah ini bisa semakin kompleks. Rencana kebijakan ekonomi kedua kandidat presiden AS, Kamala Harris dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik, diperkirakan akan memperburuk defisit anggaran. Perkiraan awal menunjukkan bahwa kebijakan Trump bisa menambah defisit hingga $7,5 triliun dalam 10 tahun, sementara kebijakan Harris bisa menambah $3,5 triliun. Kondisi ini memunculkan tantangan baru bagi The Fed, yang mungkin harus memperluas fasilitasnya untuk menjaga stabilitas pasar, termasuk mempertimbangkan peminjaman yang lebih luas dan memperluas peran SRF.
Menurut Darrell Duffie, profesor keuangan dari Universitas Stanford, kebijakan intervensi The Fed dapat berpotensi menciptakan konsekuensi yang tidak diinginkan, termasuk risiko terbentuknya gelembung aset. Ia menekankan perlunya desain ulang sistem keuangan dan regulasi agar pasar dapat mengelola permintaan likuiditas tanpa terlalu bergantung pada intervensi The Fed. Duffie mengungkapkan bahwa solusi terbaik adalah memperkuat struktur pasar keuangan agar mampu bertahan di tengah tekanan yang terjadi secara alami.
Sementara itu, The Fed sendiri tidak memberikan komentar terkait masalah ini. Terlepas dari tantangan yang dihadapi, The Fed tetap menjadi penopang utama stabilitas keuangan di tengah pilihan-pilihan sulit yang dipengaruhi oleh kebijakan fiskal pemerintah.
Intervensi yang lebih besar oleh The Fed dapat menjaga stabilitas pasar Treasury, yang menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas ekonomi global. Namun, ketergantungan berlebihan pada bank sentral mungkin menimbulkan ketidakpastian jangka panjang bagi investor dan ekonomi secara keseluruhan.