Bursa Wall Street ditutup melemah pada akhir pekan, dipicu oleh penurunan laba perusahaan raksasa General Electric. GE melaporkan penurunan laba hampir 60% dan membuat sahamnya turun ke level terendah sejak Oktober 2015. Sementara saham teknologi turun dari rekor tertingginya dan saham energi tertekan oleh penurunan harga minyak. Dow Jones kehilangan 31,71 poin (-0,15%) menjadi 21.580,07, S&P 500 turun tipis 0,91 poin (-0,04%) ke level 2.472,54 dan Nasdaq melemah tipis 2,25 poin (-0,04%) ke posisi 6.387,75. Sepanjang pekan lalu bursa AS ditutup bervariasi, dengan Dow Jones turun -0,27%, sementara S&P 500 naik +0,54%, dan Nasdaq menguat +1,19%.
Dari dalam negeri, IHSG mengakhiri perdagangan akhir pekan dengan ditutup turun 59,784 poin (-1,03%) ke level 5.765,424. Investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 431 miliar dipasar reguler. Sepanjang pekan lalu, IHSG tercatat mengalami penurunan -1,13%, dengan diikuti oleh keluarnya dana asing sebesar Rp 2,061 Triliun dipasar reguler.
Pasar saham dunia pada pekan lalu di tutup bervariasi. Sentimen politik masih membayangi AS. Investor mulai pesimistis terhadap kepemimpinan Donald Trump sebagai Presiden AS. Rencana program perawatan kesehatan yang digagas oleh Trump tidak jadi dibahas setelah empat senator dari partai republik mundur, sehingga membuat program tersebut dibatalkan sementara waktu. Hal ini memberikan indikasi bahwa rencana stimulus Presiden Trump tidak berjalan. Politik AS masih terus menjadi hambatan, ketika pengacara khusus AS menyelidiki kemungkinan hubungan antara kampanye Donald Trump dan Rusia saat pemilu tahun lalu.
Sementara dari dalam negeri, aura negatif masih menaungi IHSG. Investor asing masih terus melakukan net sell. Tercatat asing melakukan aksi jual sekitar US$ 344 juta atau sekitar Rp 4,58 triliun, dengan asumsi kurs Rp 13.320/USD, di keseluruhan pasar saham Indonesia selama sepekan lalu. Sentimen negatif lainnya yang menaungi IHSG adalah data penjualan mobil nasional yang mencatatkan penurunan diiringi dengan anjloknya penjualan motor, sehingga menyebabkan saham ASII turun cukup dalam dan membebani IHSG. Selain itu, ada juga pengaruh dari kasus hukum yang menimpa emiten DGIK dan AISA turut memberikan pengaruh negatif bagi IHSG.
Dari sisi teknikal, penurunan IHSG pada akhir pekan kemaren terlihat telah mematahkan support dari uptrend line yang telah terbentuk sejak akhir tahun lalu. Saat ini penurunan IHSG masih tertahan di support area konsolidasi jangka pendeknya di level 5765. Jika support ini gagal dipertahankan, maka IHSG berpeluang melanjutkan pelemahannya menuju level 5668 dengan target selanjutnya di level 5577. Sedangkan untuk level resisten IHSG terdekat berada di 5843. Indikator teknikal Stochastic bergerak turun, sementara MACD menurun dan membentuk divergence negatif. Dari kondisi ini, menunjukan bahwa IHSG cenderung untuk melanjutkan pelemahannya.
IHSG masih dalam trend naik (bullish) selama tidak turun dibawah level 5467.
Tapi meskipun masih dalam tren naik, namun untuk short term IHSG saat ini terlihat kurang kondusif. IHSG lebih besar kemungkinannya untuk turun dulu dalam jangka pendek. Peluang IHSG untuk turun menuju 5577-5467 saat ini lebih besar daripada naik ke 6000. Kecuali ada sentimen yang kuat membuat IHSG naik lagi menembus 5843 dan melewati level all time high di 5910, maka peluang menuju 6000 akan lebih mudah tercapai. Untuk itu disarankan lebih berhati-hati dalam trading jangka pendek. Apalagi investor asing masih terus membukukan net sell.
Untuk pekan ini tidak ada data penting dari dalam negeri selain rilis laporan kinerja keuangan emiten kuartal kedua 2017 yang akan banyak keluar mendekati akhir bulan ini. Sementara dari luar negeri, beberapa agenda dan data ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari para pelaku pasar adalah:
- Hari Senin 24 Juli 2017: Rilis indeks sektor manufaktur Jepang, Zona Eropa dan AS.
- Hari Selasa 25 Juli 2017: Rapat Kebijakan Moneter BOJ, Rilis indeks iklim usaha Jerman, Rilis data keyakinan konsumen AS
- Hari Rabu 26 Juli 2017: Rilis data GDP Inggris, Rilis data persediaan minyak AS
- Hari Kamis 27 Juli 2017: Pernyataan The Fed dan keputusan fed rate, Rilis data klaim pengangguran dan data pesanan barang tahan lama AS
- Hari Jum’at 28 Juli 2017: Rilis data inflasi dan tingkat pengangguran Jepang, Rilis indeks kepercayaan konsumen Inggris, Rilis keyakinan bisnis zona euro, Rilis data GDP Perancis, Spanyol dan AS
Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan dalam weekly strategic analysis pada pekan ini. Minggu ini kemungkinan IHSG akan bergerak sideways cenderung turun, dalam rentang 5668-5843. Untuk itu tetap disarankan safe trading, mengingat aksi jual investor asing masih terus berlanjut. Selalu kontrol resiko terutama apabila kondisi market menjadi tidak kondusif dan muncul ketidakpastian atau force majeure sesaat pada pasar.
Sementara bagi investor, jika terjadi koreksi bisa dimanfaatkan untuk akumulasi, mengingat kondisi perekonomian dalam negeri yang masih cukup bagus dan stabil meski ada risiko dari global. Jika terjadi koreksi sehat, lakukan buy on weakness secara bertahap pada saham-saham yang masih berkinerja bagus dan memiliki prospek kinerja cemerlang, terutama jelang rilis laporan keuangan kuartal kedua 2017.