-
GJTL mencatat kenaikan 7% secara YTD namun masih menjadi saham paling undervalued diantara para emiten produsen ban jika dilihat dari beberapa metriks valuasi utama
-
GJTL pun tercatat mempunyai rasio Free Cash Flow yang kuat jika dibandingkan kompetitornya
-
Tren pergerakan harga GJTL normal dalam 14 hari terakhir
-
Analisa saham dengan mudah dan cepat lewat InvestingPro, dapatkan diskon hingga 50% dengan Promo Sale Tengah Tahun, klik di sini
Emiten GJTL yang mendominasi pasar ban di Indonesia ini sahamnya volatil di akhir bulan Juni 2024 khususnya setelah pengumuman RUPST yang juga mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp50 per lembar. Tiga hari beruntun yaitu tanggal 26, 27, dan 28 Juni, saham GJTL bergerak naik turun lebih dari 2% per hari seiring para trader memanfaatkan momentum untuk take profit.
Namun, bagaimana pergerakan harga GJTL yang dikenal luas sebagai salah satu emiten favorit Lo Kheng Hong ini di bulan Juli? Melihat data-data fundamental-nya, terdapat beberapa alasan mengapa GJTL dapat mencatat kenaikan di Juli, yaitu:
1. Undervalued
Berbagai metriks yang biasa dipakai untuk menilai valuasi intrinsik saham menunjukkan GJTL sangat undervalued, apalagi jika dibandingkan emiten produsen ban lain. Contohnya adalah valuasi Formula Benjamin Graham:
Terlihat bahwa dengan Formula Ben Graham, hanya GDYR dan GJTL yang undervalued, sedangkan MASA dan TYRE terbilang overvalued.
Mengenai apakah itu Formula Ben Graham dan bagaimana menghitungnya, akan kita bahas di lain kesempatan. Namun yang jelas, formula ini seringkali menjadi salah satu acuan valuasi saham.
Sedangkan ini gambaran valuasi pakai Fair Value-nya InvestingPro:
Dengan Fair Value dari InvestingPro, kita melihat hal yang serupa, yaitu hanya GDYR dan GJTL yang undervalued. Formula Fair Value dari InvestingPro adalah valuasi saham berdasarkan 14 metriks sekaligus yang mencerminkan nilai intrinsik suatu saham dari berbagai sisi.
Nah, biasanya dalam analisa fundamental, penggunaan metriks yang lebih banyak dapat meminimalisir bias atau keterbatasan analisa. Dalam hal ini, baik Formula Ben Graham maupun Formula Fair Value dari InvestingPro menunjukkan bahwa GJTL masih undervalued sebesar hampir 50 %. Dari 4 emiten produsen ban, hanya GJTL dan GDYR yang undervalued.
2. Tren Saham Netral
GJTL mencatat RSI sebesar 53 atau dapat diartikan pergerakan harganya dalam 14 hari terakhir bersifat netral, tidak oversold maupun overbought. Memang benar terdapat kecenderungan saham dapat naik cepat pasca pengumuman dividen dan anjlok dalam jangka pendek. Namun, melihat tren saham GJTL selama 2024 yang mencatat kenaikan 7% selama paruh pertama 2024 dan disaat yang sama masih sangat undervalued, kita layak berharap banyak akan adanya kenaikan lebih lanjut terhadap saham ini.
3. Bisnisnya Kompetitif
GJTL mencatat Free Cash Flow per Share terbaik kedua dibandingkan empat emiten produsen ba lainnya. Hal ini menandakan perusahaan mempunyai kemampuan menghasilkan kas tunai sebesar 227 kali dibandingkan saham yang beredar. Jadi, perusahaan mampu menghasilkan dana tunai untuk membayar operasional, belanja modal, bayar dividen, dalam jumlah yang cukup besar.
Demikian analisa singkat yang menggambarkan potensi GJTL untuk melanjutkan tren positif di paruh kedua 2024. Manfaatkan InvestingPro untuk menemukan saham-saham calon reli lainnya di paruh kedua 2024 dengan diskon Tengah Tahun. Klik banner ini untuk mendapatkan diskon InvestingPro dan mulai temukan saham-saham undervalued lainnya dengan mudah dan cepat!