Logam mulia telah memukau para investor selama beberapa dekade, tetapi gelombangnya mungkin akan berubah. Pergerakan terbaru di gold dan silver futures menunjukkan bahwa apa yang disebut "periode emas" mungkin akan berakhir, karena ekspektasi penurunan suku bunga yang agresif memudar di tengah pergeseran lanskap geopolitik dan ekonomi.
Faktor kunci yang mendorong ketidakpastian ini adalah arah kebijakan Presiden Terpilih Donald Trump, yang akan mulai menjabat pada 20 Januari 2025. Trump telah mengisyaratkan komitmennya untuk memperkuat dolar AS, sebuah sikap yang dapat mempersulit kemampuan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Sementara the Fed tetap fokus pada pengendalian inflasi, beberapa anggota telah menyatakan keprihatinan mereka mengenai batas-batas kebijakan moneter.
Potensi perombakan kebijakan Trump menambah lapisan kerumitan lainnya. Pendekatannya terhadap keseimbangan mata uang dan perkembangan perdagangan global dapat berdampak signifikan pada pasar. Untuk logam mulia, yang secara tradisional dipandang sebagai aset safe-haven, kombinasi antara dolar yang lebih kuat dan hubungan perdagangan yang membaik dapat menimbulkan masalah.
Jika strategi Trump berhasil menstabilkan lingkungan ekonomi global, emas dan perak dapat menghadapi hambatan yang signifikan. Aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil ini berkembang pesat di masa ketidakpastian, tetapi pergeseran menuju perdamaian global dan stabilitas ekonomi dapat menyebabkan penurunan harga dalam beberapa bulan ke depan.
Level Teknikal yang Perlu Diperhatikan
Emas Berjangka
-
Grafik Mingguan:
Emas berjangka mulai merasakan beratnya momentum bearish setelah naik dengan mantap sejak pertengahan Desember 2024, ketika harga rebound dari $2.589.
Saat ini, emas melayang di atas rata-rata pergerakan utama (9 DMA dan 20 DMA). Penembusan di bawah level-level ini minggu ini dapat memicu aksi jual, dengan support berikutnya di $2.617. Penurunan yang lebih tajam dapat mendorong harga untuk menguji 50 DMA di $2,471 bulan ini.
-
Grafik Harian:
Pada grafik harian, emas berjangka berada di bawah tekanan setelah terbentuknya pola "Bearish Engulfing" di dekat resisten $2,723.
Meskipun terdapat "Bullish Crossover" baru-baru ini pada DMA 9 dan DMA 20, sentimen trader tetap berhati-hati menjelang rilis data inflasi. Penembusan di bawah DMA 50 di $2.657 dapat mempercepat kerugian, dengan $2.639 (DMA 100) muncul sebagai support kritis berikutnya.
Perak Berjangka
-
Grafik Mingguan:
Perak berjangka mengalami momentum bullish dalam dua minggu terakhir setelah memantul dari support kuat di DMA 50 ($29.35).
Namun, "Bearish Crossover" pada DMA 9 dan DMA 20 menandakan tekanan turun yang meningkat. Resisten di $31.88 masih belum ditembus, dan perak saat ini diperdagangkan dalam kisaran yang menyempit, menunjukkan kelanjutan sentimen bearish dalam beberapa minggu ke depan.
-
Grafik Harian:
Perak berjangka menghadapi pelemahan ekstrim, menempel pada support di DMA 200 ($30).
Menyusul aksi jual tajam kemarin, penembusan di bawah level ini dapat memicu kerugian lebih lanjut, menyeret harga lebih dalam ke wilayah bearish.
Hal-hal Penting untuk Para Trader
Emas dan perak sedang menavigasi perairan yang bergejolak, dengan perak menunjukkan kerentanan yang lebih besar terlepas dari permintaan industrinya. Banyak hal bergantung pada bagaimana kebijakan Trump membentuk lanskap ekonomi dan geopolitik. Untuk saat ini, para trader harus memantau level-level teknikal kunci dan tetap bersiap menghadapi potensi volatilitas.
Disclaimer: Analisis ini didasarkan pada pengamatan dan hanya untuk tujuan informasi. Pembaca harus melakukan uji tuntas sendiri sebelum mengambil keputusan investasi.