Berita besar untuk pasar minyak minggu ini adalah Uni Eropa menyetujui larangan parsial terhadap minyak Rusia. Harga minyak naik sebagai tanggapan atas pengumuman ini —meskipun setelah itu bergerak sedikit lebih rendah—tetapi yang lebih penting bagi trader minyak dan pasar minyak dalam jangka panjang adalah perjanjian apa yang akan disepakati.
Berikut adalah beberapa detil utama dari perjanjian larangan UE terhadap minyak Rusia:
-
Negara-negara Uni Eropa akan menghentikan impor minyak mentah bawah laut dari Rusia dalam 6 bulan ke depan.
-
Impor produk minyak sulingan bawah laut dari Rusia akan dihentikan dalam 8 bulan ke depan.
-
Minyak yang diangkut melalui pipa Druzhba ke negara-negara anggota UE akan terus mengalir ke Hongaria, Republik Ceko, dan Slovakia.
-
Larangan asuransi pada kapal tanker Rusia yang mengangkut minyak sedang dipertimbangkan, yang dapat berdampak pada ekspor minyak Rusia ke negara-negara non-UE, tetapi ini belum diputuskan.
Menurut beberapa ahli, perjanjian sanksi ekspor minyak Rusia ke Eropa mengatakan mereka akan memotong 75%, tetapi kemudian pemotongan meningkat menjadi 90% pada akhir tahun.
Untuk mengetahui seberapa besar dampak minyak mentah, pada tahun 2021, UE mengimpor sekitar 2,2 juta barel per hari minyak Rusia. Seperempat dari konsumsi minyak mentah UE berasal dari Rusia.
Berdasarkan data TankerTrackers.com, Rusia telah mampu melakukan reroute sejumlah besar minyak yang sebelumnya diekspor ke Eropa, akan diekspor ke Asia—khususnya ke China dan India.
Federasi Rusia kemungkinan akan menjual minyak ini dengan harga diskon ke kilang di Asia, tetapi karena harga minyak sekarang sangat tinggi, Rusia masih menghasilkan banyak uang.
Tampaknya 1,65 juta barel minyak Rusia, jika tidak bisa diekspor ke Eropa, mungkin akan diekspor ke Asia sebagai gantinya.
Kekurangan sudah mulai terlihat?
Trader harus memperhatikan bagaimana negara-negara Eropa mengganti barel yang hilang ini. Akankah Eropa dapat menemukan minyak dari sumber lain atau akan menghadapi kekurangan minyak jika kilang tidak dapat menemukan pasokan pengganti dengan harga yang sesuai?
OPEC+ bertemu pada Kamis, 2 Juni. Kartel kemungkinan besar akan menyetujui rencana peningkatan kecil pada kuota produksi mereka. Menurut artikel Wall Street Journal, OPEC+ sedang mempertimbangkan untuk tidak menerima seluruh produksi Rusia.
Ini akan menempatkan Rusia dalam satu kategori dengan Venezuela, Iran, dan Libya. Tidak jelas apakah Rusia tertarik untuk dikecualikan, tetapi tampaknya opsi tersebut akan diperhalus, yang berarti Rusia tetap terlibat dalam organisasi OPEC+ terlepas dari apa yang terjadi pada produksinya sebagai akibat dari sanksi.
Tampaknya anggota OPEC+ lainnya khawatir memberi Rusia kelonggaran itu. (Produksi minyak Rusia sebenarnya meningkat saat ini, dan Rusia sejauh ini tetap berada dalam kuota OPEC+).
Jika sanksi dan larangan impor terhadap Rusia benar-benar berhasil, itu berarti minyak Rusia harus keluar dari pasar, yang mengakibatkan penurunan pasokan global dan harga minyak akan lebih tinggi.
Pasar telah menanggapi teori itu beberapa kali tahun ini, dan itulah alasannya mengapa harga minyak mencapai tiga digit. Namun, kenyataannya adalah sanksi ekonomi atau larangan minyak Rusia sebenarnya telah memaksa Rusia untuk menjual kepada negara lain (kebanyakan China dan India) dengan harga diskon, sehingga menurunkan harga yang kompetitif.
Pada akhirnya, pasar merespons persepsi, dan harga akan tetap tinggi selama persepsi menunjukkan harga yang lebih tinggi.