Mendekati pertengahan 2023, kinerja IHSG masih banyak dibayangi ketidakpastian ekonomi global buntut dari kebijakan The FED. IHSG pun masih jauh dari level all time high yang beberapa kali disentuh pada 2022 lalu.
Pada artikel saya sebelumnya, kita sempat membahas mengenai saham-saham bluechip seperti ASII dan 2 saham LQ45 lain yaitu SMGR dan SCMA. Memperhatikan saham-saham di indeks LQ45 memang menarik karena harganya relatif lebih stabil. Namun, menarik pula mencermati saham-saham small cap. Kali ini kita coba menemukan saham-saham small cap yang punya fundamental bagus dan masih jauh dari harga wajar.
Saya coba pakai fitur stock screener dari InvestingPro dan coba menggunakan 5 filter ini:
1. Nilai P/E dibawah 10, diatas 0
Nilai rasio P/E yang merupakan salah satu rasio terpenting untuk menilai harga saham, karena rasio ini memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih per saham. Semakin tinggi nilai P/E, maka saham tersebut dianggap semakin mahal. Untuk artikel ini, kita coba filter saham dengan nilai P/E yang berkisar 0-10.
2. Nilai P/E Forward dibawah 10, diatas 0
Berbeda dengan trailing P/E atau nilai P/E historis yang melihat kebelakang, nilai P/E Forward adalah proyeksi kedepan. Untuk artikel ini, kita coba filter saham dengan nilai P/E Forward yang berkisar 0-10.
3. Nilai Debt/Equity dibawah 50%
Nilai Debt/Equity adalah rasio hutang dibandingkan ekuitas. Ini bisa menjadi gambaran beban hutang sekaligus kekuatan finansial suatu saham. Untuk artikel ini kita filter saham dengan nilai Debt/Equity dibawah 50%.
4. Nilai Price/Book dibawah 1
Price/Book (P/B) ratio digunakan untuk menilai apakah harga saham sebuah perusahaan murah atau mahal dengan mempertimbangkan nilai aset perusahaan dibanding nilai buku per saham. Jika P/B ratio sebuah perusahaan rendah, maka harga sahamnya dianggap murah dibandingkan dengan nilai aset bersihnya. Untuk artikel ini kita gunakan nilai Price/Book dibawah 1.
5. Basic EPS Growth lebih besar dari 25%
Basic EPS Growth adalah pertumbuhan laba per saham (earnings per share/EPS) dasar yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dari tahun ke tahun. EPS Growth biasanya dihitung sebagai perubahan persentase dalam EPS dasar antara dua periode.
Pertumbuhan EPS yang positif menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kenaikan laba per saham, yang bisa jadi indikasi bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan yang sehat dan menarik bagi investor. Untuk keperluan artikel ini, kita filter Basic EPS Growth lebih besar dari 25%.
Inilah filter yang saya gunakan. Hasilnya, InvestingPro langsung menampilkan sejumlah kecil saham-saham yang memenuhi kriteria tersebut. Berikut ini hasil dari filter tersebut:
Di tabel, kita bisa lihat bahwa kelima saham diatas, yaitu Pudjiadi Prestige Tbk (JK:PUDP), Intanwijaya Internasional Tbk (JK:INCI), Bayu Buana Tbk (JK:BAYU), Bintang Mitra Semestaraya Tbk (JK:BMSR), dan Asuransi Ramayana Tbk (JK:ASRM) mempunyai rasio P/E, P/E Forward, bahkan juga Price/Book yang baik. Selain itu, kelima saham ini juga punya rasio hutang yang rendah sehingga kinerja keuangannya tidak terbebani pembayaran hutang. Sebagai tambahan, kelima saham ini juga punya nilai wajar yang tinggi, sehingga mempunyai potensi upside besar. Bagaimana menurut Anda, menarik bukan?
Temukan pula saham-saham menarik lainnya versi Anda sendiri, dengan cepat dan akurat, dengan InvestingPro. Dapatkan free trial 7 hari InvestingPro dengan klik di sini, atau klik banner dibawah ini.
Disclaimer: artikel ini bersifat edukatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi. Semua keputusan investasi berada di tangan investor masing-masing dan dilakukan dengan riset yang memadai serta pemahaman akan resiko.