-
Saham teknologi tidak disukai karena Fed AS menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi
-
Pengaturan ulang penilaian yang agresif telah menciptakan peluang pembelian murah di saham teknologi
-
Investor sebaiknya mempertimbangkan untuk membeli saham Apple, Intel, dan IBM karena harga sedang turun
-
Untuk mendapatkan alat, data, dan konten yang dapat membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik, cobalah InvestingPro+
Saham-saham di Wall Street berkinerja buruk tahun ini akibat pertumbuhan ekonomi yang melambat, inflasi yang melonjak, dan kenaikan suku bunga. Hal ini membuat para investor semakin bingung.
Indeks acuan S&P 500 turun 21,8% dari rekor penutupan 3 Januari. Bila dilihat secara teknis S&P 500 telah masuk ke pasar bear.
Sementara itu, NASDAQ Composite yang sarat teknologi, yang merosot ke pasar bearish awal tahun ini, kira-kira 31% di bawah rekor tertinggi 19 November 2021.
Dow turun sekitar 17% dari rekor tertinggi yang dicapai pada awal tahun.
Mempertimbangkan hal itu, kami menyoroti tiga saham murah dari sektor teknologi yang layak dibeli saat harga turun karena mereka mencoba untuk bangkit kembali dari aksi jual selama berbulan-bulan.
Ketiganya masih memiliki banyak ruang untuk mengembangkan bisnis masing-masing, menjadikannya investasi jangka panjang yang solid.
Apple
-
*Kinerja Year-To-Date: -23.5%
-
*Kapitalisasi Pasar: $2.2 Triliun
-
*Pro+ Potensi Kenaikan: +5.8%
Saham Apple (NASDAQ:AAPL) mengalami pergolakan akhir-akhir ini karena kekhawatiran akan rencana kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve, hal ini telah memicu kekalahan di banyak perusahaan teknologi peringkat atas selama beberapa bulan terakhir.
Setelah mencapai rekor tertinggi $182,94 pada 4 Januari, saham AAPL—yang turun 23,5% year-to-date—jatuh dengan cepat ke level terendah $129,04 pada 16 Juni, level terlemah sejak Juni 2021.
Saham Apple sejak itu melakukan rebound moderat, ditutup di $135,87 hari Selasa, berada di sekitar 26% di bawah tertinggi sepanjang masa.
Saat ini, Apple yang berbasis di Cupertino, California memiliki kapitalisasi pasar sebesar $2,2 triliun, menjadikannya perusahaan perdagangan paling berharga di bursa saham AS.
Investor yang melewatkan peningkatan tajam Apple tahun lalu sebaiknya mempertimbangkan untuk membeli AAPL dengan harga murah ini, mengingat model bisnisnya yang sangat menguntungkan dan uang tunainya yang sangat besar.
Raksasa teknologi ini kemungkinan akan terus mendapat manfaat dari permintaan yang kuat untuk model iPhone 13 andalannya dan pertumbuhan kuat dalam bisnis layanan yang menguntungkan, yang mencakup penjualan dari App Store, layanan berlangganan, perpanjangan garansi, dan biaya lisensi.
Tidak mengherankan, dalam survei Investing.com dari 48 analis, 34 menilai saham AAPL sebagai 'beli'; sembilan menilainya sebagai 'netral', dan hanya satu yang menganggapnya sebagai 'jual'.
Saham Apple memiliki potensi kenaikan sekitar 37% dengan target harga rata-rata 12 bulan sebesar $186,51.
Sumber: Investing.com
Demikian pula, menurut sejumlah model penilaian, termasuk kelipatan P/E atau P/S atau nilai terminal, nilai wajar rata-rata untuk saham AAPL di InvestingPro adalah $143,75, potensi kenaikan 5,8% dari nilai pasar saat ini.
Sumber: InvestingPro
Intel
-
*Kinerja Year-To-Date: -26.7%
-
*Kapitalisasi Pasar Market Cap: $154.4 Miliar
-
*Pro+ Potensi Kenaikan: +50.9%
Saham Intel (NASDAQ:INTC) telah merosot hampir 27% tahun ini, dan investor menjadi semakin khawatir dengan prospek masa depan pembuat chip ini.
Setelah secara luas dianggap sebagai pemimpin yang tak terbantahkan dalam industri prosesor komputer, Intel terus kehilangan pangsa pasar dari pesaing seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing (NYSE:TSM), Advanced Micro Devices (NASDAQ:AMD), dan NVIDIA (NASDAQ:NVDA) dalam beberapa tahun terakhir.
Saham INTC, yang telah membuat serangkaian terendah baru 52 minggu dalam sesi terakhir, ditutup di $37,73 hari Selasa, tidak jauh dari level terlemah sejak September 2017.
Saat ini, perusahaan semikonduktor yang berbasis di Santa Clara, California ini memiliki kapitalisasi pasar sekitar $154,4 miliar.
Menurut pandangan kami, penurunan yang cukup besar pada saham Intel telah menciptakan peluang pembelian yang menarik bagi investor jangka panjang mengingat upaya turnaround perusahaan yang berkelanjutan.
Dengan rasio forward price-to-earning (P/E) hanya 10,5, saham Intel saat ini dapat dibeli dengan harga diskon yang signifikan jika dibandingkan dengan rekan-rekan terkemukanya, seperti NVDA dan AMD, yang diperdagangkan pada 25,7 dan 16,7 forward earning.
Raksasa pembuat chip ini juga merupakan saham dividen yang berkualitas. INTC saat ini menawarkan pembayaran triwulanan sebesar $0,365 per saham, yang menyiratkan dividen tahunan sebesar $1,46 dengan imbal hasil 3,95%, salah satu yang tertinggi di sektor teknologi.
10 dari 43 analis yang disurvei oleh Investing.com memberikan peringkat ‘unggul’ pada saham Intel, dan 21 memberikan peringkat 'tahan'.
Target harga rata-rata analis saham INTC adalah sekitar $51, mewakili kenaikan sekitar 35% dari level saat ini selama 12 bulan ke depan.
Sumber: Investing.com
Demikian pula, model kuantitatif di InvestingPro menunjukkan kenaikan sekitar 51% dari level saat ini selama 12 bulan ke depan, membawa saham lebih dekat ke nilai wajarnya di $56,93.
Sumber: InvestingPro
IBM
-
*Kinerja Year-To-Date: +3.1%
-
*Kapitalisasi Pasar: $124.1 Miliar
-
*Pro+ Potensi Kenaikan: +25%
International Business Machines (NYSE:IBM) adalah salah satu dari sedikit saham teknologi utama yang memberikan imbal hasil positif di tahun 2022 ini, mengungguli pasar yang lebih luas dengan margin yang lebar karena terus membuat kemajuan dalam restrukturisasi besar-besaran selama bertahun-tahun.
Saham perusahaan yang berbasi di Armonk, New York ini naik 3,1% tahun ini, bila dibandingkan dengan S&P 500 yang menurun 21% dalam jangka waktu yang sama.
Selama setahun terakhir, IBM telah mengubah bisnisnya, melepaskan unit layanan TI nya, yang sekarang dikenal sebagai Kyndryl, untuk fokus pada hybrid cloud computing dan kecerdasan buatan.
Saham IBM naik menjadi $144,73 pada 6 Juni, level yang tidak pernah terlihat sejak Oktober 2021; IBM mengakhiri sesi Selasa di $137,85, menghasilkan penilaian $124,1 miliar.
IBM siap untuk terus mendapatkan keuntungan dari upaya turnaround-nya, sambil memanfaatkan permintaan yang kuat untuk penawaran hybrid cloud-nya, yang akan membantu memperkuat pertumbuhan pendapatan di masa depan dan fokus pada peningkatan keuntungan pemegang saham.
Raksasa teknologi yang telah berusia 111 tahun ini, yang merupakan saham dengan imbal hasil tertinggi di sektor teknologi, menaikkan dividennya selama 27 tahun berturut-turut bulan April lalu.
IBM saat ini menawarkan pembayaran dividen tahunan sebesar $6,60 per saham dengan imbal hasil tinggi sebesar 4,89%, hampir tiga kali lipat hasil tersirat untuk S&P 500, yaitu 1,64%.
Selain itu, pada rasio P/E 24,6, saham IBM relatif murah dibandingkan dengan pesaing utamanya, seperti Microsoft (NASDAQ:MSFT), dan Oracle (NYSE:ORCL), yang masing-masing diperdagangkan dengan pendapatan sekitar 27 dan 28 kali lipat, dan Amazon (NASDAQ:AMZN), yang memiliki rasio P/E 52,5.
Dari 20 analis yang meliput saham, menurut survei Investing.com, rekomendasi consensus adalah 'Unggul' dengan keyakinan yang cukup tinggi. Delapan analis memberi peringkat 'beli', sepuluh memberi peringkat 'tahan', dan dua 'jual'.
Sementara itu, target harga rata-rata mereka sebesar $143,83 memberi IBM kenaikan tersirat sekitar 4,3% sampai tahun depan.
Sumber: Invesing.com
Selain itu, nilai wajar rata-rata untuk saham IBM di InvestingPro berada di $172,29, potensi kenaikan 25% dari nilai pasar saat ini.
Sumber: InvestingPro
***
Tertarik untuk menemukan saham-saham yang bagus? InvestingPro+ memberi Anda kesempatan untuk menyaring 135 ribu+ saham, agar Anda dapat menemukan saham dengan pertumbuhan tercepat atau terendah di dunia dengan data, alat, dan wawasan yang professional. Untuk mengetahui lebih lanjut klik di sini.