Saham-saham di Wall Street jatuh hari Jumat lalu; Dow Jones Industrial Average menderita kerugian satu hari terburuk sejak Oktober 2020 di tengah meningkatnya kekhawatiran atas rencana Federal Reserve untuk secara agresif menaikkan suku bunga.
Minggu ini diperkirakan akan menjadi minggu yang sibuk karena ada banyak perusahaan teknologi terkemuka akan melaporkan pendapatannya seperti Apple (NASDAQ:AAPL), Microsoft (NASDAQ:MSFT), Amazon (NASDAQ:AMZN), Google-parent Alphabet (NASDAQ:GOOGL), Facebook-parent Meta Platforms (NASDAQ:FB), Twitter (NYSE:TWTR), Intel (NASDAQ:INTC), Qualcomm (NASDAQ:QCOM), Spotify (NYSE:SPOT), Pinterest (NYSE:PINS), dan Robinhood (NASDAQ:HOOD).
Laporan pendapatan juga akan diramaikan oleh perusahaan-perusahaan terkenal lainnya, seperti Exxon Mobil (NYSE:XOM), Chevron (NYSE:CVX), McDonald’s (NYSE:MCD), Boeing (NYSE:BA), Caterpillar (NYSE:CAT), Ford Motor (NYSE:F), General Motors (NYSE:GM), United Parcel Service (NYSE:UPS), Coca-Cola (NYSE:KO), Visa (NYSE:V), Mastercard (NYSE:MA), dan General Electric (NYSE:GE).
Kesibukan minggu ini ditambah juga dengan laporan terbaru tentang inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE).
Terlepas dari ke arah mana pasar akan bergerak, di bawah ini kami menyoroti dua saham teknologi tinggi: satu cenderung diminati, yang lain kehilangan daya tariknya.
Ingat, jangka waktu kami hanya untuk minggu ini.
Saham Yang Layak Dibeli: Tesla
Sementara pasar saham sedang kesulitan, saham Tesla (NASDAQ:TSLA) dapat bertahan dengan baik, terutama jika dibandingkan dengan perusahaan dengan pertumbuhan tinggi lainnya dimana nilai perusahan sudah terlalu tinggi.
Kami memperkirakan tren itu akan berlanjut di hari-hari mendatang karena investor bereaksi terhadap sejumlah perkembangan seputar pembuat kendaraan listrik yang dipimpin Elon Musk.
Tesla melaporkan pendapatan yang meningkat tajam dan pertumbuhan laba yang sangat baik ketika memposting hasil keuangan terbarunya minggu lalu, dengan mudah mengalahkan perkiraan analis di garis atas dan bawah untuk Kuartal I 2022.
Untuk periode yang berakhir 31 Maret, Tesla melaporkan laba per saham sebesar $3,22 dan pendapatan $18,76 miliar. Kedua angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah perusahaan EV, yang mencerminkan lonjakan pengiriman kendaraan, peningkatan harga jual rata-rata (ASP), dan pertumbuhan di bagian bisnis lainnya.
Yang lebih mengesankan lagi, Tesla juga mencatat rekor margin otomotif sebesar 32,9%, lebih dari dua kali lipat dari perusahaan lama seperti Ford (NYSE:F) dan General Motors (NYSE:GM).
Pada laporan pendapatan perusahaan, CEO Elon Musk mengatakan bahwa Tesla tetap yakin bahwa mereka dapat tumbuh setidaknya 50% dibandingkan tahun 2021.
Sementara itu, dalam perkembangan menarik lainnya, Musk mengatakan di Twitter selama akhir pekan bahwa ia mengkonfrontasi salah satu pendiri Microsoft Bill Gates tentang memegang posisi jual $500 juta pada saham Tesla.
Konfrontasi itu berpotensi memicu tekanan singkat pada Gates dan meningkatkan saham Tesla dalam prosesnya.
TSLA turun hanya 4,9% tahun ini, mengakhiri sesi Jumat di $1.005,05. Saat ini, Tesla memiliki kapitalisasi pasar sebesar $1,04 triliun, menjadikannya pembuat mobil terbesar di dunia, lebih besar dari nama-nama seperti Toyota (NYSE:TM), Daimler (OTC:DDAIF), GM, Honda (NYSE:HMC), dan Ford.
Saham Yang Sebaiknya Dilepas: PayPal
Saham PayPal Holdings (NASDAQ:PYPL), terus jatuh ke posisi terendah baru dalam beberapa sesi terakhir, diperkirakan akan mengalami minggu yang bergejolak lagi karena pasar bersiap untuk hasil keuangan yang mengecewakan dari penyedia pembayaran digital ini.
Saham perusahaan yang berbasis di San Jose, California ini telah kehilangan 54% sepanjang tahun ini di tengah banyaknya berita negatif, termasuk kekhawatiran atas perlambatan bisnis intinya, meningkatnya persaingan di industri pemrosesan pembayaran seluler, serta aksi jual yang berkelanjutan di banyak saham teknologi peringkat teratas.
Sentimen pada perusahaan yang sudah using ini—yang telah menutup layanannya di Rusia pada minggu pertama bulan Maret—mengalami pukulan lain awal bulan ini setelah Chief Financial Officer John Rainey meninggalkan perusahaan untuk bergabung dengan Walmart (NYSE:WMT).
PYPL ditutup di $86,03 hari Jumat lalu, level yang tidak pernah terlihat sejak Maret 2020. Pada penilaian saat ini, PayPal, yang kira-kira 72% di bawah puncaknya sepanjang masa $310,16 yang dicapai pada Juli 2021, memiliki kapitalisasi pasar sebesar $99,9 miliar.
Pendapatan dan pertumbuhan penjualan, yang telah melambat secara dramatis di PayPal, diperkirakan akan melambat lagi ketika raksasa fintech itu melaporkan angka Kuartal I pada pukul 14:00 PST pada hari Rabu, 27 April.
Perkiraan konsensus menyerukan laba per saham sebesar $0,87, turun hampir 29% dari laba per saham periode tahun lalu $1,22.
Selain angka pendapatan dan laba, investor akan memperhatikan dengan cermat penambahan akun aktif PayPal dan pertumbuhan total volume pembayaran (TPV), atau nilai semua transaksi yang diproses di platform perusahaan e-commerce. Kedua metrik utama tersebut meleset dari target di kuartal terakhir.
Panduan manajemen untuk kuartal saat ini dan seterusnya juga akan menjadi fokus. Kami percaya bahwa PayPal kemungkinan akan memangkas prospek pertumbuhan laba dan penjualannya untuk beberapa bulan ke depan karena terus kesulitan dengan pengeluaran konsumen yang tidak menguntungkan dan tren permintaan pelanggan yang sangat menurun saat ini.